Peneliti BLAJ: Perlu Dirumuskan Konsep Nasionalisme Berbasis Teks Keagamaan
Ahad, 5 Desember 2021 | 08:15 WIB
Gerbang Pesantren KHAS Kempek Cirebon, salah satu pesantren di Jawa Barat yang mengajarkan nilai nasionalisme berbasis teks keagamaan.
Kendi Setiawan
Penulis
Penelitian oleh Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ) tentang Nilai Nasionalisme dalam Teks Keagamaan Islam di Jawa Barat merekomendasikan kepada Balitbang Diklat Kementerian Agama untuk merumuskan konsep dan wacana nasionalisme keagamaan yang berorientasi pada nilai-nilai patriotisme/anti kolonialisme, cinta tanah air, nasionalisme (ber)agama dan nasionalisme budaya dalam bentuk buku khususnya untuk wilayah Jawa Barat.
Selain itu, berbasis pada teks-teks (manuskrip dan kontemporer) keagamaan bernuansa nasionalisme kebangsaan, Kementerian Agama dipandang perlu memasukkan konsep dan wacana nasionalisme keagamaan dalam buku muatan lokal di madrasah-madrasah. Khususnya di Jawa Barat sebagai penanaman nasionalisme sejak dini.
Kemenag juga perlu menyusun buku pegangan untuk para penyuluh Agama Islam di Jawa Barat terkait dengan konsep dan wacana nasionalisme keagamaan sebagai buku pegangan dalam pembinaan dan penanaman nasionalisme terhadap umat, berbasis pada teks-teks (manuskrip dan kontemporer) keagamaan bernuansa nasionalisme kebangsaan.
Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa teks-teks keagamaan sebagai asupan ketahanan masyarakat pada aspek nilai-nilai nasionalisme tidak hanya ditemukan di lembaga-lembaga seperti pesantren tradisional-modern. Akan tetapi, juga ditemukan di pesantren yang berafiliasi pada pesantren-pesantren 'baru', misalnya Pesantren al-Muttaqin Cirebon. Proses belajar mengajar di pesantren tersebut menggunakan kurikulum Kemendikbud.
Asupan tentang nilai-nilai nasionalisme yang dituangkan dalam buku-buku pelajaran berorientasi pada kurikulum dan senantiasa mendapatkan pengawasan pihak pemerintah. Dalam pengembangan karakter santri (yang hanya terdapat jenjang SMP khusus putra), para santri melaksanakan upacara bendera, ekstrakurikuler kepramukaan dan pasukan pengibar bendera sebagai bentuk penanaman nilai-nilai nasionalisme.
Secara implisit, nilai-nilai penanaman nasionalisme dalam teks-teks keagamaan Islam di Jawa Barat dipandang masih sangat kuat. Hal itu dimungkinkan karena nilai-nilai budaya Sunda masih sangat kuat berkembang melalui teks-teks dan adat/tradisi di masyarakatnya. Perpaduan budaya-agama yang merujuk pada figur-figur tertentu masih sangat kuat dalam penanaman nasionalisme khususnya di lembaga pendidikan keagamaan seperti pondok pesantren.
Penulis: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
PBNU Tunjuk Ali Masykur Musa Jadi Ketua Pelaksana Kongres JATMAN 2024
2
Ulama Sufi Dunia Syekh Muhammad Hisham Kabbani Wafat dalam Usia 79 Tahun
3
GP Ansor DIY Angkat Penjual Es Teh Sunhaji Jadi Anggota Kehormatan Banser
4
Ricuh Aksi Free West Papua, PWNU DIY Imbau Nahdliyin Tetap Tenang dan Tak Terprovokasi
5
Khutbah Jumat: Meraih Keselamatan Akhirat dengan Meninggalkan 6 Perkara
6
GP Ansor Jatim Ingin Berangkatkan Umrah Bapak Penjual Es Teh yang Viral dalam Pengajian Gus Miftah
Terkini
Lihat Semua