Risalah Redaksi

Mencari Hikmah di Balik Covid-19

Ahad, 10 Mei 2020 | 13:00 WIB

Mencari Hikmah di Balik Covid-19

Pandemi tentu merugikan banyak orang. Tapi di balik itu selalu ada hal-hal positif yang masyarakat dapatkan, baik disadari ataupun tidak.

Pandemi Covid-19 telah mengubah tatanan kehidupan umat manusia di seluruh dunia. Banyak orang kini terpaksa harus bekerja dan belajar dari rumah, mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, lebih didorong untuk bekerja sama, dan melakukan banyak hal lainnya yang sebelumnya sebenarnya sudah kita tahu sebagai kebaikan, tetapi tidak dilaksanakan.
 
 
Satu hikmah penting yang kita dapatkan adalah berkumpulnya keluarga di rumah. Di kota-kota besar, berkumpulnya keluarga adalah sebuah kemewahan. Kemacetan menyebabkan orang tua harus berangkat ke tempat kerja pagi-pagi dan baru tiba di rumah di malam hari. Waktu yang dihabiskan di tempat kerja jauh lebih banyak dibandingkan di rumah. Keluarga hanya bisa bercengkerama di akhir pekan. Interaksi orang tua dengan anak menjadi terbatas atau hanya melalui telepon atau media sosial yang kualitasnya tidak setara dengan interaksi langsung.
 
 
Berkumpulnya anggota keluarga secara lengkap dalam masa wabah ini memungkinkan orang tua lebih mendekatkan hubungan orang tua anak. Saat seperti inilah kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai moral spiritual dan hal-hal lain yang tidak diajarkan di sekolah oleh orang tua kepada anak.
 
 
Kerja dari rumah juga akan mengubah pola kerja konvensional. Wacana bahwa tidak harus kerja seminggu secara penuh di kantor sudah banyak dibicarakan, tetapi realisasinya lambat. Hanya perusahaan atau institusi tertentu yang menerapkan, misalnya tiga hari masuk kantor dan dua hari kerja di rumah. Situasi saat ini yang memaksa orang kerja dari rumah akan berimbas pada percepatan penerapan pola tersebut di banyak tempat. Orang menjadi terbiasa bekerja dari rumah. Dengan demikian, lebih mudah untuk diterapkan setelah wabah berakhir.
 
 
Dalam jangka panjang, kualitas hidup manusia akan lebih baik karena mereka tidak harus berangkat subuh dan sampai di rumah malam hari. Mereka akan memiliki lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya, menekuni hobi, beribadah, atau melakukan hal-hal lain yang baik yang selama ini terkendala waktu.
 
 
Bidang pendidikan mungkin juga akan mengalami banyak perubahan berupa kombinasi belajar secara luring di kelas dan belajar secara daring dengan pemanfaatan teknologi. Belajar sepenuhnya dari rumah, yang sekarang dijalankan tentu kurang efektif. Namun, belajar sepenuhnya di kelas juga memerlukan banyak energi padahal banyak teknologi yang bisa dimanfaatkan. Kombinasi belajar daring dan luring akan memberi hasil yang lebih maksimal.
 
 
Selama ini sudah ada universitas terbuka atau berbagai macam kursus dan tutorial di internet yang diakses masyarakat untuk mempelajari banyak hal. Namun, ada materi-materi tertentu yang harus diawasi oleh pengajar dan mentor untuk memastikan hasilnya baik. Hal-hal yang tidak perlu dipelajari di kelas, nantinya bisa dipelajari dari mana saja. Pelajar cukup datang ke sekolah atau ke kampus untuk mempelajari hal-hal yang tidak bisa dilakukan secara daring atau lebih efektif jika dilakukan secara bersama-sama.
 
 
Perilaku hidup bersih dan sehat yang sekarang dilakukan secara terpaksa, lama-lama akan menjadi terbiasa dan akhirnya menjadi budaya. Jika dilakukan secara massif oleh komunitas atau bahkan penduduk di banyak negara. Kondisi ini akan mengurangi penyebaran berbagai penyakit. Masyarakat menjadi lebih sehat, lebih bahagia, dan lebih produktif. Dana-dana yang sebelumnya dialokasikan untuk biaya kesehatan bisa dimanfaatkan untuk hal lain yang lebih produktif jika masyarakat mampu menjaga dirinya dan lebih sadar soal pentingnya kesehatan.
 
 
Polusi yang saat ini memenuhi udara kota-kota besar di seluruh dunia telah menurun karena berkurangnya kendaraan yang melintas di jalanan. Udara menjadi lebih bersih. Lingkungan menjadi lebih sehat. Seruan untuk mengurangi polusi sudah digemakan selama bertahun-tahun, tetapi kurang mendapat respon baik. Masyarakat lebih nyaman memakai kendaraan pribadi dibandingkan naik kendaraan umum. Industri mobil juga berkepentingan untuk terus meningkatkan produksinya karena keuntungan diperoleh dari situ. Ini menjadi momentum yang baik untuk mengubah sikap kita terhadap lingkungan.
 
 
Munculnya kolaborasi para ilmuwan dari seluruh dunia dalam berbagai bidang juga menjadi berkah bersama. Selama ini, pola yang berlaku adalah kompetisi. Ilmu dan pengetahuan disembunyikan dari pihak lain karena dapat dieksploitasi menjadi uang atau kekuasaan. Dampaknya, pengetahuan hanya milik segelintir orang yang selanjutnya dieksploitasi untuk kepentingan komersial. Hanya mereka yang memiliki uang yang mampu mengakses hasil temuan terbaru.
 
 
Pandemi menyadarkan kita akan pentingnya kebijakan yang berkeadilan bagi semua pihak. Selama ini, kelompok oligarki atau elit penguasa lebih mempertimbangkan kepentingan kelompoknya sendiri. Negara kaya hanya mementingkan kepentingan nasionalnya. Dalam tingkat yang lebih kecil, kelas penguasa di satu negara juga hanya berpikir tentang dirinya sendiri. Akhirnya, negara miskin tetap saja miskin karena tidak ada upaya distribusi kekayaan dunia. Negara kaya berusaha terus menumpuk kekayaannya, bahkan kalau perlu dengan mengeksploitasi negara miskin. Orang kaya di satu negara berusaha memperkaya dirinya, juga dengan mengeksploitasi kelompok lemah.
 
 
Covid-19 tidak memperdulikan apakah korbannya kaya atau miskin. Batasan berupa akses masuk ke negara lain atau perlindungan fisik orang kaya yang tinggal di kluster-kluster tertentu tidak efektif untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Ke depan, jika semuanya ingin hidup sehat dan aman, maka kebijakan yang dibuat tidak boleh menguntungkan kelompok tertentu saja.
 
 
Selama ini, banyak orang merasa hidup di area nyaman di mana apa yang berlaku di dunia ini merupakan sebuah kemestian. Aturan permainan yang mapan telah dibuat dan dijaga yang menguntungkan kelompok tertentu saja. Penderitaan, eksploitasi, dan ketidakadilan disembunyikan dari permukaan. Borok-borok yang sebelumnya tersembunyi kini muncul ke permukaan dan saatnya kita menata dunia baru yang lebih berkeadilan.
 
 
Selalu ada sisi baik dari bencana karena di situ terdapat kesempatan. Saatnya jika memaksimalkan berbagai potensi hal-hal baik karena pandemi Covid-19 ini untuk menghasilkan tatanan dunia yang lebih baik dan untuk menumbuhkan perilaku manusia yang lebih baik. (Achmad Mukafi Niam)