Bangsa Enggan Damai
Kalau zaman dulu ketika persenjataan tentara kita masih lemah dan personelnya terbatas, kita selalu mampu meredam pemberontakan dalam waktu yang sangat singkat, bisa dihitung dalam bilangan hari. Lihat misalnya pemberontakan DI-TII dan PRRI Permesta, dengan persenjataan lebih canggih bisa ditaklukkan oleh tentara dan masyarakat secara cepat. Tetapi kini setelah persenjataan semakin canggih dan personel semakin banyak, tetapi tak satu pun kerusuhan bisa diatasi, seperti yang terjadi di Ambon dan poso.
Melihat kenyataan itu maka tidak aneh ketika menerima rombongan dari Poso Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi memperingatkan mereka tentang adanya bisnis konflik di wilayah mereka. Ini bisa jadi proyek perang, bisa jadi sebuah konspirasi internasional untuk mempersiapkan gerakan sparatis dan ada yang mengindikasikan bahwa adu domba itu dilakukan oleh para pemilik modal untuk membangun basis industri mereka di sana.
Senin, 29 Januari 2007 | 06:44 WIB