Ramadhan

Ziarah Kubur dan Silaturahmi dalam Menyambut Bulan Ramadhan

Sab, 4 Mei 2019 | 14:30 WIB

Ziarah Kubur dan Silaturahmi dalam Menyambut Bulan Ramadhan

(Foto: @islam.ru)

Masyarakat melakukan sejumlah hal dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Mereka mengunjungi orang tua, kerabat, dan kolega untuk bersilaturahmi, dan membuat video pendek atau sejenis meme yang berisi permohonan maaf dan ucapan selamat datang bulan suci Ramadhan.

Mereka juga membersihkan masjid dan mushala agar keduanya lebih sip ketika digunakan untuk aktivitas ibadah Ramadhan terutama shalat Tarawih dan tadarus Al-Quran. Mereka juga berziarah ke makam guru dan orang tua mereka sehingga beberapa tempat pemakaman umum (TPU) agak ramai jelang Ramadhan.

Semua ini dilakukan dalam rangka menyambut gembira bulan suci Ramadhan. Semua ini jika diniatkan untuk ibadah akan mengandung keutamaan yang besar sebagaimana hadits Rasulullah SAW berikut ini.

قال النبي صلى الله عليه وسلم: من فرح بدخول رمضان حرم الله جسده على النيران

Artinya, “Siapa saja yang merasa gembira karena kedatangan bulan Ramadhan, niscaya Allah meluputkan jasadnya dari sentuhan api neraka.”

Ucapan ini dinisbahkan sebagai perkataan Rasulullah SAW yang dikutip di Kitab Durratun Nasihin fil Wa‘zhi wal Irsyad karya Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad As-Syakir Al-Khaubawi, [Mushtafa Al-Babi al-Halabi, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun], halaman 7.

Ziarah kubur apalagi makam orang tua sendiri sangat dianjurkan kapan saja, terlebih lagi menjelang puasa Ramadhan. Ziarah kubur ini mengandung ibadah karena dapat mengingatkan pada kematian, apalagi kalau diisi dengan bacaan tahlil, kutipan Al-Quran, kalimat thayyibah lainnya, dan doa untuk ahli kubur sebagaimana disebutkan Syekh Abu Bakar bin Sayid M Syatho Dimyathi dalam karyanya Hasyiyah I‘anatut Thalibin ala Fathil Mu‘in.

ويندب زيارة قبور لخبر "ما من أحد يمر بقبر أخيه كان يعرفه في الدنيا فيسلم عليه إلا عرفه" ويتأكد ندب الزيارة في حق الأقارب خصوصا الأبوين، ولو كانوا ببلد آخر غير البلد الذي هو فيه

Artinya, “Ziarah kubur dianjurkan berdasarkan hadits Rasulullah SAW, ‘Tiada seorang pun melewati makam saudaranya yang selagi di dunia saling mengenal, lalu ia mengucap salam kepadanya, niscaya ahli kubur mengenalinya.’ Sementara ziarah ke makam kerabat khususnya orang tua sendiri sangat dianjurkan kendati letak makam mereka berbeda kota dengan mereka yang masih hidup.”

Ziarah kubur berikut adab-adab dan kesunahannya menurut penulis I‘anatut Thalibin merupakan bentuk bakti anak kepada kedua orang tua yang sudah wafat dan menjadi alternatif bagi mereka yang tidak sempat meminta maaf kepada orang tua karena pelbagai hal sebagaimana kutipan hadits berikut ini:
 
وروي "إن الرجل لا يموت والداه وهو عاق لهما فيدعو الله لهما من بعدهما فيكتبه الله من البارين"

Artinya, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Sungguh seseorang yang durhaka ketika kedua orang tuanya wafat, lalu ia mendoakan keduanya selepas keduanya berpulang, niscaya Allah akan mencatatnya sebagai anak berbakti.’”

Dari kutipan ini, kita juga dapat menarik simpulan bahwa kalau pun ziarah kubur uzur untuk dilakukan karena beberapa hal, masyarakat dapat mendoakan kedua orang tuanya dari rumah, mushala, masjid, atau di tempat lain.

Kita berdoa semoga apapun bentuk amal baik kita sebagai ekspresi penyambutan atas kedatangan bulan suci Ramadhan bernilai pahal di sisi Allah. Amin. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)