Puisi

Melamarmu dalam Tahajud

NU Online  ·  Ahad, 5 Februari 2017 | 06:01 WIB

Oleh Robiatul Adawiyah

Malam-malamku, melukis dengan puisi
Kuhantarkan kalimat-kalimat penuh nadi
Di gerbang usia ini
Kurengkuh engkau dalam kemesraan
Doa-doaku tak belum berhenti dengan Aamiin
Ingin luruh mesra dipeluk-Mu
Kutitip kemesraan ini di sebait puisi yang tak pernah mencukupi dan memenuhi taman-taman puisi cinta
Air mataku mengalir deras
Melihat cadasnya hatiku
Melihat karang tajamnya nuraniku
Ampuni aku.

Kepingan air mataku membatu di sajadah lusuh ini
Menggores cerita hina seorang hamba yang sering tak tahu diri
Entah sudah detik ke berapakah hati tenggelam dalam magma keangkuhan diri
Tak sanggup ku menghitungnya lagi
Jubah kabir-Mu tlah lama terhapus dari hati ini.

Terhanyut dalam nikmat dunia yang menjeruji
Ku ingin lari berpaling dari semua ini
Di sisa-sisa napas yang masih tersisa ini
Dam kuatkanlah tapak-tapak penatku
Agar belenggu ini terlepas bebas
Hantarkan jiwaku terbang menuju langit maha luas.

Jakarta, 26 Juni 2016


Penulis adalah aktivis PMII STAI Az-Ziyadah, Jakarta, bergiat di Omah Aksoro

Terkait

Puisi Lainnya

Lihat Semua