Pesantren

Silaturrahim ke Pesantren An-Nur Wonosobo

Rab, 14 Mei 2014 | 13:05 WIB

Pondok pesantren An Nur yang terletak di desa Kalierang, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah yang jaraknya kurang lebih 500 meter dari jalan raya. Pesantren yang berdiri sejak tahun 1980 ini ternyata membawa keberuntungan tersendiri bagi warga sekitar karena bisa ikut mengaji dan memperdalam agama. <>

Pondok sederhana namun kental dengan susana religius ini didirikan oleh almarhum KH Nurudin Alhafidz. Ia adalah pendiri yayasan sekaligus pengasuh.

KH Nurudin adalah murid dari KH Mutaha Alhafidz, ulama tersohor di Jawa Tengah. Ia dijodohkan oleh Kiai Muntaha dengan  Hj Nurfaizah. Setelah menikah, keduanya lalu berinisiatif menyiarkan Islam dengan mendirikan pondok pesantren An-Nur.

Pesantren ini adalah merupakan tanah wakaf dari Mbah haji Soleh. “Masyarakat Kalierang juga sangat antusias dengan hadirnya pondok pesantren An Nur,” terang Gus Chairulloh putra dari KH. Nurudin kepada NU Online di pondok pesantrennya beberapa waktu lalu.

Disebutkan, pada tahun 1983 pondok pesantren An-Nur berpindah lokasi ke kampung Kalierang sebelah barat  RT.02 RW.04, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo yaitu yang sampai sekarang dihuni oleh kurang lebih 100 santri. Kebanyakan mereka masih anak-anak SMP dan SMA.

KH  Nurudin menyiarkan dakwahnya dengan membangun pesantren di tengah-tengah perkampungan. “Tujuan agar masyarakat Kalierang saat ini mau memperdalam ilmu agama. Sehingga masyarakatnya bisa pandai mengaji,” tambahnya.

Pada tahun 2004 KH Nurudin kembali ke Sang Khaliq. Sejak kewafatannya, pondok pesantren An-Nur di asuh oleh putra pertamanya yaitu Gus Choirulloh lulusan Yaman. Beliau bersama ibuya bersama-sama mengasuh pondok pesantren peninggalan almarhum ayahnya.

Mulai tahun 2010 pondok pesantren An-Nur ini berubah nama menjadi yayasan An.Nur mengikuti zaman modern. Dari yang tadinya hanya pesantren salafi sekarang sudah berubah menjadi pondok pesantren modern.

“Ini bertujuan untuk meningkatkan SDM santri-santrinya,”Terang Muhammad Fauzi yang termasuk pengurus yayasan An-Nur.

Di pesantren ini Gus Choirulloh mengajar ilmu Nahwu, di bantu tenaga-tenaga pengajar lainnya seperti Ustdz Slamet Uzainah beliau alumni pesantren An-Nur yang mengajar alat dan shorof, ustadz Slamet Suratno mengajar ilmu tauhid, ustadz Murtadho mengajar Qur’an. Ustadz Mahrudz mengajar sejarah kebudayaan Islam. Dan Bu Hj. Nurfaizah megajar Tahfidz.

Disebutkan, jadwal mengajar santri adalah ba’da ashar yaitu diniyah, ba’da maghrib itu  mujahadah, ba’da isya mengaji kitab, ba’da shubuh yaitu shorof dan Al-Qur’an.

Setiap malam jum’at Gus Choirulloh mengajar Tafsir Al-Qur’an untuk bapak-bapak di Kalierang dan Simtudduhror kepada pemuda. Gus Choirulloh bertekad ingin membangun lagi gedung dan pesantrennya agar lebih maju. (Fathul Jamil/Anam)

Terkait

Pesantren Lainnya

Lihat Semua