Pesantren

Santri Nuris “Napak Tilas” Ahlussunnah wal-Jama’ah ke Mesir

NU Online  ·  Kamis, 23 Februari 2017 | 11:03 WIB

Jember, NU Online

Setelah mengirimkan 19 santri ke Malaysia, Thailand dan Singapora, kini Pondok Pesantren Nuris, Antirogo, Jember, Jawa Timur kembali memberangkatkan 6 santri ke Arab Saudi dan Mesir.

Keenam santri yang terpilih mengikuti program Nuris Student Exchange Programme (NSEP) tersebut adalah Ahmad Fauzan Syafiuddin, Mohammad Kavin Robbani, Abdul Aziz, Ihza Wahyu Ferdiansyah, Muhammad Hasan Ulil Absor, dan Muhammad Roihan Tamimi. Semuanya adalah kelas XI MA Unggulan Nuris. Mereka didampingi seorang pengasuh Nuis KH Robith Qashidi dan 3 ustadz.

Pelepasan keberangkatan mereka dilakukan sederhana di masjid Baitunnur, kompleks Pesantren Nuris, Senin (20/2).

Dalam sambutan singkatnya, pengasuh utama Pondok Pesantren Nuris, Antirogo, Jember, KH Muhyiddin Abdusshomad berharap agar mereka benar-benar memanfaatkan kunjungan tersebut untuk belajar memperdalam ilmu langsung dari pusat ilmu keislaman dunia yaitu Mesir.

Menurutnya, ulama-ulama Ahlussunnah wal-Jama’ah banyak berasal dan wafat di Mesir. Misalnya  Imam Syafi’i dan gurunya (Imam Waqi’), Imam Suyuthi (penulis Tafsir Jalalain), Imam Zakariya Anshori (penulis kitab Fathul Wahhab dan Minhajut Thullab), Ibnu Athoillah Assakandary (penulis kitab Al-Hikam).

“Dan masih banyak lagi yang keberkahan ilmunya masih terus mengalir di seluruh pesantren di Nusantrara ini. Kalian tentu akan berziarah ke sana,” ucapnya.

Kiai Muhyiddin menegaskan, keberangkatan mereka merupakan napak tilas perjalanan Ahlussunnah wal-Jama’ah, sehingga diharapkan dapat mengenal langsung tanah leluhur dan medan perjuangan para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah serta mengambil barokah dari mereka.

“Sebagai penerus saya, semoga kalian bisa mendapat keberkahan dari perjalanan napak tilas ini dan bisa melanjutkan perjuangan saya dan kiai-kiai sepuh lainnya dalam menegakkan ajaran Ahlissunnah wal Jama’ah,” pintanya.

Keenam santri pilihan dan rombongan tersebut akan berada Mekkah dan Madinah selama 1 pekan, dan di Mesir selama 18 hari. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)
 

Terkait

Pesantren Lainnya

Lihat Semua