Jember, NU Online
Untuk bisa kuliah, sebagian terpaksa merogoh dana lumayan tinggi serta harus ke kota besar. Mestinya, para mahasiswa dapat tetap beraktifitas di komunitasnya dan bisa merampungkan studi dengan biaya terjangkau, tanpa menanggalkan kualitas.
<>
NU Online mendapat kesempatan istimewa lantaran secara khusus diajak oleh KH Sadid Jauhari berkunjung ke Sekolah Tinggi Agama Islam “Al-Falah As-Sunniyyah” atau disingkat STAIFAS. Kampus satu-satunya di Kecamatan Kencong ini demikian menjadi ikon lembaga pendidikan tinggi yang representatif. Bukan semata sarana prasarana yang tidak kalah bersaing dengan kampus di kota-kota besar seperti Lumajang dan Jember, beberapa kekhasan juga menjadikan para peserta didik betah merampungkan studi di kampus ini.
“Alhamdulillah saya banyak dibantu oleh kawan seperjuangan yang dapat diandalkan,” ujar Kiai Sadid, sapaan Pengasuh PP As-Sunniyah Kencong Jember ini.
Keterpanggilan Kiai Sadid dan tokoh masyarakat setempat untuk mendirikan kampus yang hingga kini menjadi satu-satunya di Kencong karena keberadaan kawasan ini yang memiliki cakupan daerah yang lumayan luas. Kencong sendiri pada hakikatnya adalah sebuah kawedanan yang menaungi lima kecamatan yakni Puger, Jombang, Gumukmas, Kencong dan Umbulsari yang kemudian dikenal dengan Gerbang Masku. Sedangkan untuk Kabupaten Jember, kawasan ini disebut Jember Selatan.
Berkat semangat dan niat untuk melayani serta memberikan yang terbaik, maka beberapa fasilitas pendukung dari kampus ini telah terpenuhi. “Kami tidak semata bermodalkan semangat, namun segala inovasi kami lakukan untuk perbaikan kampus ini,” kata M Nafiur Rofiq, SAg, MPd yang didaulat menjadi Ketua STAIFAS.
Alumnus pasca sarjana Universitas Negeri Yogyakarta ini menandaskan bahwa kampus yang dikelolanya memiliki sarana dan prasarana yang memadai. “Untuk ukuran kota kecil, rasanya fasilitas yang ada sudah representatif,” katanya. Kampus ini disamping memiliki sepuluh lokal untuk menampung kegiatan belajar mengajar, juga menyediakan laboratorium micro teaching, lapangan olah raga, kantor administrasi akademik, pentas permanen untuk beberapa kegiatan besar, perpustakaan dengan koleksi referensi yang memadai serta fasilitas ibadah.
Belum lagi apresiasi kampus terhadap mereka yang tidak hanya bangga menjadi mahasiswa tapi juga ingin berkhidmat di organisasi kemahasiswaan, juga dilayani. “Kami beri kesempatan kepada mahasiswa untuk mengaktualisasikan potensi diri mereka dengan berbagai kegiatan intra dan ekstra kampus,” kata mantan aktifis kala mahasiswa ini. Keberadaan Badan Eksekutif Mahasiswa juga ada di kampus ini. Mereka bahkan tidak jarang mengikuti beberapa kegiatan berskala regional maupun nasional.
Pun demikian dengan organisasi ekstra kampus. Pria berperawakan kecil namun enerjik ini mengatakan “Di sini ada juga mahasiswa yang intens di organisasi IPNU, dan PMII. Mereka yang tidak terakomodir di organisasi intra, bisa melebur dengan organisasi kemahasiswaan ekstra tersebut.” Namun demikian, bapak yang pernah menjadi peserta training menejemen pesantren di Leeds University Inggris ini tetap mengingatkan bahwa tugas utama mereka adalah kuliah dan belajar. “Jangan sampai lantaran aktifitas yang demikian padat di intra atau ekstra, akhirnya kuliah mereka berantakan,” katanya mengingatkan.
Untuk program studi yang dibuka selama ini adalah Pendidikan Agama Islam serta Akhwalus Siyasah. Tapi ke depan, kampus akan segera membuka Program Studi Pendidikan Bahasa Arab serta Pendidikan Guru Taman Pendidikan Al-Qur’an. “Ini sebagai respon kami terhadap minat calon mahasiswa serta keterpanggilan kami atas keberadaan Taman Pendidikan Al-Qur’an yang membutuhkan menejemen yang lebih baik,” tadas bapak kelahiran 7 Mei 1973 ini.
Untuk tenaga pengajar, kampus ini tidak terlampau kesulitan. Beberapa dosen dengan spesifikasi berbagai disiplin ilmu dari STAIN Jember dan IAIN Surabaya turut membantu keberlangsungan kuliah. Jadual tatap muka perkuliahan diselenggarakan sesuai dengan aturan yang ada. Untuk kelas regular, kegiatan belajar mengajar diselenggarakan selama empat hari. Karena kebanyakan para mahasiswa adalah guru, maka kampus ini mengambil kebijakan perkuliahan diselenggarakan sore hari hingga malam.
“Agar mereka bisa kuliah dan beraktifitas seperti biasa,” kata alumnus STAIN Jember ini.
Praktis, dengan kuliah di kampus ini, mahasiswa yang kebanyakan adalah para pendidik di unit pendidikan sekitar Kencong bisa tetap konsentrasi bekerja. Bayangkan bila kuliah diselenggarakan pada pagi hari yang tentunya akan bentrok dengan jadwal belajar mengajar para guru yang tidak bisa ditinggalkan.
“Para mahasiswa yang belum menjadi guru sekalipun dapat bekerja saat pagi dan siang. Dengan demikian, kuliah tidak akan jadi penghalang bagi mereka untuk bekerja,” ungkapnya.
Banyak Terobosan
Meskipun minat masyarakat sekitar demikian tinggi, pihak kampus juga memberikan banyak layanan kemudahan dan keringanan kepada mahasiswa. Beberapa terobosan dilakukan dengan memberikan sejumlah beasiswa keringanan biaya studi yang diperoleh dari beberapa lembaga pemerintah maupun swasta.
“Setiap tahun kami memberikan beasiswa kepada mahasiswa berprestasi,” ungkap Rofik.
Itu didapatkan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang sejak tahun 2oo6 sampai kini masih ajeg diterima. “Jumlahnya memang tidak banyak, namun ini antara lain bentuk apresiasi kami kepada para mahasiswa yang memiliki kualitas diatas rata-rata,” kata bapak dua anak ini.
Demikian juga kampus ini melakukan road show ke berbagai sekolah untuk menjaring calon mahasiswa baru. Pada saat bersamaan, pihak STAIFAS turut membuka wawasan beberapa guru yang ternyata belum memiliki kualifikasi sebagai pengajar.
“Manfaat silaturahim ke berbagai sekolah itu ternyata kami mendapatkan beberapa guru yang belum layak untuk mengajar,” katanya. Ketidak layakan itu bisa karena sekolah mereka yang hanya lulus hingga tingkat SLTA, atau kemampuan penguasaan materi pelajaran serta menejemen lembaga pendidikan yang kurang memadai.
Dengan berbagai terobosa tersebut, nyaris keberadaan kampus ini demikian membawa angin perubahan bagi masyarakat sekitar. Kampus tidak semata berhenti untuk mencari mahasiswa sebanyak-banyaknya, juga berupaya memberdayakan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengelola lembaga pendidikan.
Beberapa alumni STAIFAS telah merasakan itu. Bahkan sebagian mereka tengah serius membentuk wadah alumni untuk khidmat kampus ini di masa mendatang.
“Kita berharap seluruh komponen civitas akademika bisa bersinergi untuk kebaikan ini,” katanya sumringah.
Kampus ini adalah sebuah oase bagi kebutuhan masyarakat sekitar akan pendidikan tinggi yang berkualitas namun tetap terjangkau. Kalau semangat ini yang mengemuka, maka kehadiran dan kiprahnya akan tetap ditunggu masyarakat.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Syaifullah
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
3
Khutbah Jumat: Muharram, Bulan Hijrah Menuju Kepedulian Sosial
4
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
5
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
6
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
Terkini
Lihat Semua