Pesantren

Biayai Pendidikan Santri Sampai Perguruan Tinggi

NU Online  ·  Jumat, 28 Juni 2013 | 03:09 WIB

Probolinggo, NU Online
Pesantren Hidayatul Islam terletak di Desa Clarak Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo. Pesantren yang didirikan tahun 1970 ini bertekad untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu secara gratis. Pesantren ini secara istiqomah juga membiayai pendidikan santrinya sampai ke jenjang perguruan tinggi.<>

Demikian disampaikan pendiri sekaligus Pengasuh Pesantren Hidayatul Islam Kiai Sumar Syamsul Arifin ketika ditemui NU Online, Kamis (27/6). Menurutnya, anak didik yang sudah masuk dan mondok, maka keluarga pesantren ini akan memperjuangkan pendidikannya sampai ke perguruan tinnggi. Pasalnya pendidikan tersebut merupakan syarat utama dalam menghadapi tantangan perubahan zaman.

“Jika anak santri yang ada disini memiki pendidikan Strata satu (SI), Insya Allah kehidupan mereka ke depan akan berubah. Baik dari segi ekonomi maupun kehidupan yang lainnya dengan berbagai displin ilmu yang ditempuhnya,” terangnya.

Kiai Sumar mengatakan, saat ini di Pesantren Hidayataul Islam masih belum memiliki lembaga perguruan tinggi. Sehingga para santri yang lulus dari SMA atau SMK, mereka harus sekolah di luar lembaga ini. “Pendidikan formalnya hanya terdiri dari Raudatul Atfal (RA), Madrasah Ibtidaiyyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),” ungkapnya.

Selain pendidikan formal yang diberikan kepada para santri-santrinya, pesantren tersebut  juga memberikan pendidikan keagamaan. Menurut Kiai Sumar ilmu umum dan agama perlu untuk disinergikan.

“Saat ini keduanya sangat dibutuhkan, jika hanya memiliki salah satunya maka dia kurang sempurna dalam hidupnya,” kata Kiai Sumar sembari menunjukkan beberapa bangunan yang dimiliki pesantren tersebut.

Banyak kegiatan kerohanian yang dilakukan di pesantren tersebut, mulai dari mengaji kitab kuning, pelatihan perawatan jenazah, belajar ilmu  Al-Qur’an dan  kegiatan yang  lainnya. “Semua ini dilakukan demi memberikan bekal supaya kelak jika santri sudah kembali kepada masyarakat,” jelasnya.

Tidak sulit untuk menuju ke pesantren ini, dari arah Banyuwangi, Lumajang maupun Surabaya cukup naik bus dan turun di pertigaan Desa Jorongan Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo. Dari sini kita bisa naik ojek maupun becak hingga ke halaman pesantren kurang lebih sekitar 3 kilometer.

Sesampainya di lokasi, kita akan disuguhi dengan lantunan shalawat Nabi Muhammad SAW dan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang dibawakan oleh santri. Situasi ini merupakan ciri khas dari pesantren tersebut.



Redaktur     : A. Khoirul Anam
Kontributor : Syamsul Akbar

Terkait

Pesantren Lainnya

Lihat Semua