Asah Baca Kitab Kuning, Santri Putri Rutin Bahtsul Masail
NU Online · Ahad, 1 Mei 2016 | 01:10 WIB
Setiap dua minggu sekali, ada pemandangan menarik di Pesantren Darul Hikam Mangli Kaliwates, Jember, Jawa Timur. Tepatnya setiap Sabtu bakda subuh sampai pukul 7 pagi, ada bahtsul masail santri, sebagaimana terlihat Sabtu (30/4).
Santri-santri putri yang umumnya mahasiswi IAIN Jember tersebut mengasah kemampuan baca kitab kuning dengan latihan berbahtsul masail di aula Pondok Pesantren Darul Hikam. Berbagai persoalan didiskusikan dengan sesekali mengundang Ketua Lembaga Bahtsul Masail NU Jember, Ustadz Syukri Ghozali.
Neng Shofi, Ketua Lembaga Bahtsul Masail Darul Hikam, mengatakan bahwa bahtsul masail atau diskusi tentang berbagai masalah dari perspektif keislaman terutama kitab kuning di Pondok Darul Hikam diselenggarakan setiap dua minggu sekali.
“Kalau pengajian diniyah kan sudah tiap malam dan tiap pagi. Kitab Alfiyah, (Ushulul Fiqh) Wahab Khalaf, Qawaid al-Asasiyah, Qawaid al-Fiqhiyah, Fathul Qarib al-Mujib, Fathul Mujib al-Qarib, Sulam Taufiq dan Jurumiyah. Kita juga setoran membaca kitab, hafalan, dan khataman al-Qur’an setiap minggu dua kali. Jadi Bahtsul Masail itu pendukung untuk kegiatan intelektual di PP Darul Hikam”, kata santri yang juga mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Jember tersebut.
Kegiatan di Pesantren Darul Hikam sangat padat. Santri-santri yang setiap pagi dan siang harus kuliah di IAIN Jember itu malam harinya masih dituntut untuk mengikuti kegiatan diniyah mulai maghrib sampai pukul 8 malam. Paginya, subuh sampai dengan pukul 6, mereka harus rutin mengaji kitab Fathul Qarib dan Ushulul Fiqh karya Wahab Khalaf.
“Di sini sangat padat sekali. Cocok bagi kita-kita yang ingin mengembangkan ilmu-ilmu agama untuk jadi bekal di kampung halaman atau masyarakat nanti”, ujar Neng Shofi yang asli Banyuwangi tersebut.
Sementara itu, Ustadz Syukri sangat mendukung kegiatan bahtsul masail yang diselenggarakan di Pesantren Darul Hikam. “Saya sangat bersyukur. Di Jember, kegiatan bahtsul masail NU ada di mana-mana, termasuk di Ponpes Darul Hikam yang diasuh oleh Kiai M.N. Harisudin. Ini adalah bentuk pengaderan terhadap calon-calon ulama perempuan untuk masa yang akan datang,” tutur ustadz alumni Sidogiri yang diangkat menjadi Ketua LBM NU Jember 2014-2019.
Menguatkan apa yang disampaikan Ust. Syukri, Kiai M.N. Harisudin memandang bahwa kegiatan bahtsul masail ini merupakan program di Pesantren Darul Hikam sesuai dengan visinya mencetak ulama-intelektual dan intelektual-ulama.
“Karena visinya demikian, ya Bahtsul Masail ini salah satu programnya. Kita harus merespon perkembangan masyarakat di lapangan itu dengan bahtsul masail tersebut. Selain tentunya mengasah kemampuan baca kitab santri,” kata Kiai MN. Harisudin yang juga Katib Syuriyah PCNU Jember 2014-2019. (Anwari/Mahbib)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua