Banjar, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar KH Munawir menceritakan sejarah singkat pesantren yang kini dipimpinnya itu. Menurut dia, pesantren tersebut dirintis tahun 1911 oleh kakeknya, KH Marzuqi. Setelah ia wafat, dilanjutkan oileh putranya, KH Abdurrahim.
“Sekarang dilanjutkan oleh saya, Munawir Abadurrohim. Sekarang generasi yang ketiga,” katanya di kediamannya, di pesantren tersebut, di Citangkolo, Kota banjar, Selasa (26/2).
Menurut dia, dari waktu ke waktu jumlah santri pesantren tersebut terus bertambah seiring dengan pengembangan sejumlah lembaga pendidikan. Di pesantren tersebut, saat ini terdapat lembaga pendidikan mulai dari PAUD, TK, MI, SMP, MTs, SMA, SMK, dan perguruan tinggi dengan prodi tarbiyah, ahwalus syahsiyah syari’ah, ekonomi Islam dan pendidikan guru.
“Jumlah santri yang di asrama atau di kobong ada 3.300. Semuanya yang berada di naungan lembaga pendidikan pesantren ini ada 7000 santri. Semuanya adalah Nahdliyin dan Nahdliyat,” jelasnya.
Kiai yang berguru ke berbagai pesantren baik dalam negeri maupun luar negeri selama 17 tahun ini mengaku yakin bahwa pondok pesantren akan tetap diminati masyarakat jika terus melakukan pengembangan sesuai kebutuhan.
Hal ini, lanjut kiai kelahiran 1953, sesuai dengan kaidah yang sangat terkenal di NU, al muhafadhatu ala qadimis shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah, memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik.
Mulai 27 Februari hingga 1 Maret, pondok pesantren tersebut menjadi tuan rumah Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama. Keigatan tersebut akan dihadiri 660 terdiri dari Mustasyar, Syuriyah, A'wan, dan Tanfidziyah PBNU, Lembaga dan Badan Otonom NU, serta pengurus PWNU dari 34 provinsi. Selain itu, hadir pula kiai-kiai pesantren, dan alim ulama undangan baik di dalam negeri maupun luar negeri serta ribuan Nahdliyin dan Nahdliyat Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Di tengah kegiatan ini panitia juga membuat acara untuk khalayak umum melalui bazar, hiburan musik Nasida Ria, Grup Shalawat Syubbanul Muslimin, penampilan musik tradisional, vokalis Veve Zulfikar, pengajian KH Ahmad Muwafiq, dan silaturahim alim ulama dan warga NU.Ketiga sesuai dengan tema munas dan konbes kali iuni, meningkatkan khidmah wathoniyah untuk kedaulatan rakyat.
Kegiatan bertema Memperkuat Ukhuwah Wathaniyah untuk Kedaulatan Rakyat akan dibuka Presiden Joko Widodo dan ditutup Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Abdullah Alawi)