30 Tahun, Pesantren Miftahud Da'wah Berkembang Pesat
NU Online · Sabtu, 10 Mei 2014 | 08:16 WIB
Probolinggo, NU Online
Berawal dari ngaji di sebuah mushola, akhirnya KH. Ali Maqi pada tahun 1984 mendirikan Pesantren Miftahud Da’wah. Seperti kebanyakan pesantren di zamannya, pesantren yang berlokasi di Jalan Raya Bromo RT 04 RW 01 Kelurahan Triwung Kidul, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur ini memfokuskan diri pada pendidikan salafiyah.
<>Menurut salah satu pengurus Pesantren Miftahud Da’wah, Arifin, keberadaan pesantren ini didukung warga dan pemuda setempat. Selang waktu tiga tahun dari masa pendirian, santri yang menimba ilmu di pesantren itu masih sebatas warga sekitar. “Karena rumahnya dekat, para santri tidak ada yang bermukim, usai mengaji langsung pulang,” terang Arifin, Jumat (9/5).
Tiga tahun kemudian, tepatnya tahun 1990 pesantren ini memiliki 45 santri yang berasal dari beberapa daerah. Dari tahun ke tahun, Pesantren Miftahud Da’wah mengalami perkembangan. Pada tahun 1995 santri mukimnya berjumlah 150 orang. “Ya akhirnya pendiri pesantren membangun ruangan untuk mukim para santri,” jelasnya.
Dengan dibantu putri kesayangannya Siti Julaeha sekitar tahun 1998, Kiai Ali Maqi mengajari santrinya mengaji. Dua tahun kemudian, sudah ada 45 santriwati yang belajar dan bermukim. Sementara ilmu yang diajarkan ke santrinya antara lain Fiqih, Hadits, Akhlaq, Tauhid, Tasawuf dan Bahasa Arab.
Di saat pesantren yang didirikannya mengalami kemajuan, Kiai Ali Maqi tutup usia atau meninggal dunia. Tiga tahun lelaki kelahiran 1972 ini menderita sakit dan meninggal dunia pada November 2003. “Tutup usia saat usia 42 tahun. Setelah wafat pengasuh pesantren diganti adik beliau yang bernama Kiai Abdul Maliq,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Mahbib)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua