Komisi IV DPR Minta Pemerintah Sinergikan Data Pangan dan Ketersediaan Beras
NU Online · Selasa, 4 Mei 2021 | 09:30 WIB
Aru Lego Triono
Kontributor
Jakarta, NU Online
Wakil Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Anggia Ermarini meminta agar lembaga negara atau pemerintah melakukan sinergi data tentang pangan dan ketersediaan beras. Menurutnya, saat ini antar-instansi saling berbeda dalam menyajikan data.
Ia menyoroti soal data pangan dan ketersediaan beras yang beragam antara Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Pertanian (Kementan), Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), dan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian.
“Sekarang ini antar-instansi saling berbeda dalam menyajikan data. Misalnya soal data pangan dan ketersediaan beras. Kemendag ngomong apa, Kementan beda lagi, Bulog dan Kemenko Perekonomian juga demikian. Tidak ada yang sinkron. Ini tidak boleh terjadi,” tutur Anggia, pada Selasa (4/5).
Ia menegaskan, persoalan data merupakan sesuatu yang sederhana tetapi dapat berakibat sangat krusial dan berpengaruh dalam penentuan sebuah kebijakan. Karena itu, ia mendesak pemerintah agar pendataan benar-benar diatur dan dikonsolidasikan secara serius.
“Konsolidasi data mutlak harus dilakukan. Harus ada perbaikan dan penyajian data secara riil, apa adanya, dan sinergi antar lembaga negara. Data satu sama lain harus sinkron. Tidak boleh lagi berbeda-beda,” tegasnya.
“Tidak kurang dari 30 Anggota Komisi IV DPR RI mempersoalkan data ke mitra kerjanya. Ini kan berarti ada yang bermasalah dengan data kita. Ini harus segera dibenahi,” tegas Ketua Umum Fatayat Nahdlatul Ulama ini.
Dikutip dari Warta Parlemen di Kanal Youtube DPR RI, Anggia juga meminta pemerintah dan Perum Bulog untuk melakukan pemetaan kebutuhan pangan masyarakat menjelang Hari Raya Idul Fitri, serta memastikan pasokan pangan masyarakat tersedia di pasar.
Tak hanya itu, ia pun mendesak pemerintah agar memberikan data pertanian jelang masa panen pada Juni mendatang. Hal ini ditegaskan supaya tidak terjadi lagi impor beras yang sangat merugikan para petani.
“Yang jelas kalau isu impor kemarin luar biasa nih. Isunya saja bikin harga di petani, anjlok. Pak Presiden bilang sudah hentikan polemik itu, iya, untuk menjamin kenyamanan para petani,” pungkas Anggia.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua