Nasional

Yenny Wahid Dorong Minoritas untuk Berani Ekspresikan Diri

NU Online  ·  Rabu, 14 Juni 2017 | 08:30 WIB

Jakarta, NU Online
Direktur Wahid Foundation, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman menceritakan, tidak sedikit non-Muslim yang memiliki anggapan bahwa mereka seharusnya tidak lah terlalu mengekspresikan dirinya di ruang-ruang publik karena mereka minoritas.

“Saya minoritas dalam negara mayoritas Islam,” kata perempuan yang biasa disapa Yenny Wahid menirukan mereka yang merasa tidak berani mengekspresikan dirinya saat menjadi narasumber dalam seminar nasional bertema Challenges to Religious Pluralism and Tolerance di Ruang Teater Gedung Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Jakarta, Rabu (14/6).

Ia mengaku bangga dengan mereka yang menjadi minortitas tetapi berani dan mampu mengekspresikan dirinya seperti Obama yang menjadi Presiden Amerika, Shadiq Khan yang menjadi Walikota London, dan Ahmed Aboutaleb yang menjadi Walikota Rotterdam.

Ia mengaku sedih dengan mereka yang tidak berani mengekspresikan dirinya karena minoritas. Menurutnya, konstitusi Indonesia menjamin setiap hak warga negara Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, ia mendorong mereka yang minoritas dan merasa minder untuk menjemput hak-haknya sebagaimana yang telah dijamin konstitusi.

“Konstitusi menjamin semua warga negara sama di mata hukum,” kata mantan jurnalis Syney Herald itu.

Ia menjelaskan, tidak ada negara yang hanya memiliki satu budaya saja, tetapi setiap negara pasti penduduknya memiliki budaya yang plural. Namun demikian, agar tidak terjadi perpecahan maka harus ada formula untuk mengaturnya.

“Harus ada formula untuk mengatur pluralisme. Indonesia memiliki formula Pancasila. Menurut saya, Pancasila adalah resep ampuh dalam mengelola keberagaman yang ada di Indonesia,” ujarnya. (Muchlishon Rochmat/Zunus)