Jakarta, NU Online
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengingatkan tentang peranan penting para tokoh-tokoh Islam terdahulu yang telah melahirkan Pancasila yang kemudian pada 1 Juni ditetapkan sebagai hari kelahiran Pancasila.Ā
āTapi bukan soal lahirnya, (melainkan) prosesnya yang penting,ā kata Wiranto saat menjadi tamu pada peringatan Harlah ke-5 Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) di lantai 8, Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (1/6).
Wiranto menjelaskan bahwa proses melahirkan Pancasila itu melibatkan tokoh-tokoh Islam yang notabene masih sangat muda, tetapi memiliki pemikiran yang bijak, dan jauh ke depan.
Selain itu, lanjutnya, semangat nasionalisme yang diungkapkan dalam sikap toleransi yang menyebabkan negara ini menjadi satu.
āKalau toleransi itu tidak ada dari tokoh-tokoh Islam zaman dulu, Indonesia tidak ada,ā kata Wiranto.Ā
Menurut panglima TNI periode 1998-1999 ini, kalau masyarakat Islam memaksakan diri menjadikan negara ini sebagai negara Islam, maka sangat memungkinkan karena umat Islam merupakan mayoritas.Ā
āTapi kesadaran itu yang menentukan bahwa Nusantara ini memang kodratnya itu dari Allah beragam, beraneka ragam,ā ujar pria kelahiran Jogjakarta ini.Ā
Wiranto menyesalkan, setelah bertahun-tahun Indonesia merdeka dan menjadikan Pancasila sebagai dasar negara, tiba-tiba muncul kelompok yang ingin merusak warisan tersebut. Padahal, merawat warisan itu cukup mudah karena karena para pendahulu telah melahirkan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.Ā
āKok sekarang ini tinggal merawat untuk melahirkan keadilan sosial dikorek-korek,ā katanya terheran-heran. (Husni Sahal/Zunus)