Jakarta, NU Online
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia Rizal Ramli menilai, NU adalah organisasi memiliki anggota yang mayoritas, ormas keagamaan paling besar di Indonesia. NU berperan menjaga keseimbangan Indonesia karena wataknya yang selalu di tengah. Ketika ada kekuatan esktrem baik kiri maupun kanan, NU akan menjadi penyeimbangnya.
“NU yang membalikkan kembali ke tengah. Mudah-mudahan abad kedua, NU masih berperan,” katanya pada bedah buku Peta Jalan NU Abad Kedua di Gedung PBNU, Jakarta, Senin (13/8) malam.
Kedua, tokoh-tokoh NU kental dengan dimensi humanismenya. Hal itu bisa dilihat dari dari gesture, cara bicara, dari perhatiannya.
“Menurut saya, agama yang sesungguhnya harus humanis. Selain mencintai Yang Kuasa, kita juga harus mencintai manusia. Di situlah, salah satu kekuatan Nahdlatul Ulama,” katanya.
Ketiga, kemampuan NU untuk terbuka. Artinya, tidak fanatik, tapi terbuka kepada ide-ide baru, menerima nilai-nilai yang tidak bertentangan dengan agama.
Namun, ia menyesalkan saat ini, di media sosial NU menjadi pihak sasaran serangan kalangan tertentu. Islam Nusantara jadi bahan bully. Menurut dia, itu tiada lain dari buzzer yang dibayar.
Selain Rizal, bedah buku yang dimoderatori Abdul Aziz itu menghadirkan dua narasumber lain, yaitu Sofyan Djalil dan KH Maksum Mahfoedz. Sebelumnya, bedah buku diawali dengan pengantar dari Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan KH Ahmad Bagja. (Abdullah Alawi)