Nasional

Waspadai "Komunisme Gaya Baru"

NU Online  Ā·  Rabu, 13 Februari 2013 | 00:06 WIB

Jombang, NU Online
Pondok Pesantren Tebuireng Jombang menggelar Sarasehan Nasional "Sinyalemen Kebangkitan Kembali Gerakan Komunisme di Indonesia", Selasa (12/2) yang menghadirkan Mantan Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfudz MD, Jenderal Pol Anton Tabah dan budayawan Taufiq Ismail.<>

KH Hasyim Muzadi dalam kesempatan itu meminta masyarakat mewaspadai kebangkitan gerakan komunisme di Indonesia. Menurutnya sinyalemen kebangkitan PKI ini sudah sangat terlihat salah satunya membonceng Hak Asasi Manusia (HAM).

ā€œSekarang ini, gerakan itu masuk melalui ide, tidak seperti G30 S PKI dulu, dan jika dulu menggunakan revolusi sekarang ini komunis menumpang HAM, apalagi di Indonesia HAM ini tidak jelas jenis kelaminnya,ā€ ujarnya.

Mahfudz MD mengatakan, peluang bangkitnya komunisme di Indonesia sangat besar. Pasalnya, hingga saat ini belum ada undang-undang yang bisa menjerat penganut ideologi ateis ini.

ā€œDi Negera kita ini, seorang yang mengaku penganut ideologi komunis tidak bisa dijerat dengan hukum dan tidak bisa diadili. Karena memang tidak ada undang-undang yang mengatur masalah itu," bebernya.

menurut Jenderal Pol Anton Tabah, komunisme memanfaatkan euforia reformasi, isu HAM dan demokrasi, serta menumpang isu kemiskinan dan kebodohan.

"Kita harus mewaspadai tujuh radikalisasi yang bisa ditumpangi oleh kaum komunis. Yakni, radikalisasi kebebasan, radikalisasi HAM, radikalisasi ekonomi, radikalisasi politik, radikalisasi ideologi, radikalisasi demokrasi, serta radikalisasi agama," kata Anton.

Budayawan Taufiq Ismail mengingatkan, kelompok komunis sudah tiga kali mencoba merebut kekuasaan. Selepas reformasi mereka berusaha bangkit dengan berbagai cara. Ia meminta masyarakat mewaspadai munculnya KGB (Komunis Gaya Baru). Kelompok KGB ini selalu mendesak pemerintah agar meminta maaf atas tragedi 1965.


Redaktur Ā  Ā : A. Khoirul Anam
Kontributor: Muslim Abdurrahman