Nasional KIRAB KOIN NU

Warga Jember Sambut Meriah Rombongan Kirab Koin NU

Sab, 9 Juni 2018 | 04:30 WIB

Jember, NU Online
Kirab Koin NU di Jember, Jawa Timur benar-benar meriah. Sejak Sabtu (9/6) pagi sebelum rombongan datang dari  Bondowoso, warga dan pengurus dari Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kalisat dan sekitarnya sudah merapat di halaman Masjid Al Barokah, Kalisat sebagai titik awal pemberangkatan kirab.

Meski tidak dikawal Rais Am PBNU, KH Ma’ruf Amin dan Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, namun mereka tetap antusias menyambut kedatangan rombongan yang telah melanglang buana tersebut. 

Dalam sambutannya, Ketua Pengurus Cabang NU Jember, KH Abdullah Syamsul Arifin meminta semua pihak, terutama warga NU untuk mendukung donasi lewat koin NU. Sebab, koin NU dalam jangka panjang dimaksudkan untuk memberdayakan dan memandirikan umat. “Dengan koin NU kita berusaha agar bisa mandiri,” ucapnya.

Sementara itu, Rais MWCNU Kalisat, KH Abd Rahman Al Jambuany selaku tuan rumah menegaskan bahwa koin NU tidak selesai dikirab saja. Namun harus ada langkah berkesinambungan guna mengefektifkannya di masing-masing MWCNU. Sebab, jangan sampai ghirah untuk menyukseskan koin NU, selesai seiring usainya Ramadhan. “Yang terpenting justru ke depannya, bagaimana koin NU ini benar-benar efektif,” tuturnya kepada NU Online.

Dirinya yakin jika koin NU benar-benar dimaksimalkan, akan sangat banyak manfaatnya bagi masyarakat. Dikatakannya, kegiatan yang diinisiasi PBNU hendaknya dapat memacu semangat pengurus dan warga NU untuk berinfak. Selama ini, katanya, koin NU sudah muncul secara sporadis di sejumlah tempat di Jember, namun tidak terkoordinasi dengan PCNU. 

“Semoga setelah ini, manajemen dan pengelolaan koin NU benar-benar jalan, dan dapat memberdayakan umat, dan NU sendiri bisa mandiri,” jelas Kiai Abd. Rahman.

Kirab koin NU itu dilepas oleh KH Abdullah Syamsul Arifin untuk menuju tujuh titik yang sudah direncanakan. Iringi-iringan kirab cukup panjang, dan menarik perhatian warga di sepanjang jalan. (Aryudi Abdul Razaq/Ibnu Nawawi)