Nasional

Wamenag: Kampus Agama Islam Hendaknya Tingkatkan Kemandirian

Sen, 13 Januari 2020 | 12:30 WIB

Wamenag: Kampus Agama Islam Hendaknya Tingkatkan Kemandirian

Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid, saat menerima kunjungan Yayasan Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (Yaptinu) dan civitas akademika Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara, Jawa Tengah. (Foto: NU Online/Imam Kusnin A)

Jakarta, NU Online
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) harus berupaya meningkatkan kemandirian dengan mengembangkan unit usaha produktif untuk menghidupi kampus. 
 
Harapan tersebut sebagaimana dikatakan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid, saat menerima kunjungan Yayasan Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (Yaptinu) dan civitas akademika Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara, Jawa Tengah, Senin (13/1).
 
Terkait dengan kemandirian perguruan tinggi, Zainut meminta jajaran Pengurus Yaptinu yang membawahi Unisnu Jepara untuk menjalin kerja sama dengan banyak kalangan, pengusaha, perbankan dan kementerian atau lembaga. 
 
“Banyak potensi ekonomi yang dapat dikembangkan untuk menghidupi dan mengembangkan kampus salah satunya zakat dan wakaf,” katanya.
 
Dalam pandangannya, banyak potensi zakat dan wakaf yang belum dimanfaatkan untuk pengembangan pendidikan tinggi.
 
“Karenanya sudah waktunya untuk diseriusi,”  ungkap Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.
 
Di hadapan Pengurus Yaptinu Jepara, Zainut meminta Unisnu untuk memikirkan perluasan lahan kampus, karena akan sangat menentukan masa depan. 
 
“Dengan menjadi universitas tentu tidak cukup kalau baru memiliki lahan seluas 5 hektar, perlu dipikirkan rencana jangka panjang terutama tambahan lahan,” katanya.
 
Zainut juga mengapresiasi perkembangan Unisnu yang terus berkembang memperluas akses masyarakat Jawa Tengah untuk pendidikan tinggi. 
 
“Saya merasa bangga dengan perkembangan Unisnu, Kemenag tentu akan terus mensupportnya,” kata putra kelahiran Jepara ini.
 
Imam Ghozali selaku Ketua DPRD Kabupaten Jepara yang turut serta dalam rombongan mengatakan tahun ini pihaknya telah berupaya memfasilitasi Unisnu dengan kalangan perbankan dan badan-badan usaha melalui tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). 
 
Imam yang juga Dewan Penyantun Unisnu meminta  agar anggaran yang ada sekitar 2 milyar rupiah agar dimanfaatkan untuk menjalankan usaha produktif bukan untuk pembangunan fisik. 
 
“Saya kepengin dana yang ada digunakan untuk membuka unit usaha agar dapat menopang sejumlah mahasiswa yang diberikan beasiswa di Unisnu dan juga untuk pengembangan lainnya,” katanya.
 
Hadir mendampingi Wamenag Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan Ruchman Basori dan sejumlah staf. 
 
“Dalam lima tahun terakhir ini Kemenag melalui Ditjen Pendidikan Islam telah bersinergi dengan Unisnu Jepara salah satunya dalam program Bidikmisi, Sarana Prassarana PTKIS dan Program 5000 Doktor,” kata Ruchman.
 
 
Kontributor: Imam Kusnin Ahmad
Editor: Ibnu Nawawi