Nasional

Waketum PBNU: Soal Beras, Masa Kabinet Ceblang-ceblung?

NU Online  ·  Sabtu, 24 Maret 2018 | 03:45 WIB

Jakarta, NU Online
Wakil Ketua Umum PBNU H Maksum Machfoedz mengungkapkan keherannya, terkait pengadaan beras antara kementerian berbeda-beda data.

“Urusan perberasan ini kok kabinet gaduh. Masa kabinet ceblang-ceblung; ada menteri yang mengatakan kita surplus beras, sementara menteri lainnya bilang kita defisit beras sehingga harus impor,” katanya saat dihubungi NU Online melalu telepon, Jumat (23/3).

Menurutnya ada dua pelajaran dari ketidakkompakkan tersebut. Pertama data yang mereka keluarkan sama-sama tidak benar.

“Nggak ada data yang bisa dipercaya kalau sudah urusan pangan," kata pria yang biasa dipanggil Profesor Maksum.

Hal kedua kabinet atau antar-kementerian harus satu suara.

“Karena komandonya satu, kepentingan satu, harus satu suara,” ungkap Maksum.

Ia mengatakan sudah melontarkan kritik tersebut di depan Presiden Jokowi saat dirinya diundang bersama sepuluh ahli pangan lainnya untuk memberikan pandangan terkait perkembangan persoalan perberasan kekinian.

“Saya sampaikan, Kementerian Pertanian, Kantor Sekretaris Keprisidenan, Watimpres, Dewan Ketahanan Pangan agar kultur ini harus diperbaiki,” kata dia.

Disebutkan para menteri dengan kepentingan kelompok atau partainya membuat kebijakan ngawur di antaranya sampai Presiden mengeluarkan Instruksi Nomor 15 tahun 2015 tentang pengadaan beras. Inpres tersebut secara implisit sebenarnya mengarah kepada diberlakukannya impor beras.

“Kebijakan itu diambil dengan data yang tidak benar. Menteri yang saling berkelahi, tidak membantu presiden dalam mengurus negara ini. Menteri-menteri hanya menuruti kepentingan masing-masing, atau parpolnya,” sesalnya.

Ia  menegaskan hal-hal tersebut harus dibenahi segera. (Kendi Setiawan)