Nasional

Waketum: Biar Orang NU yang Berbisnis, Bukan Organisasinya

NU Online  ·  Kamis, 25 April 2013 | 13:12 WIB

Jakarta, NU Online
NU harus menjalankan bisnis, semua sepakat akan hal itu. Perdebatannya adalah, NU sebagai organisasi yang menjalankan bisnis atau para pengusaha NU saja yang berbisnis, lalu sebagian dari keuntungannya untuk kepentingan organisasi.
<>
Wakil Ketua Umum PBNU H As’ad Said Ali dan mantan wapres Jusuf Kalla berpendapat sebaiknya, yang berbisnis bukan organisasinya, tetapi para pengusahanya.

“NU tidak boleh menjalankan usaha, Orang NU yang berusaha, bukan PBNU-nya,” katanya dalam pertemuan Himpunan Pengusaha NU (HPN),  sekaligus peringatan 1 abad Nahdlatut Tujjar di Jakarta, (24/4).

Yang harus dilakukan oleh PBNU menurutnya adalah menyiapkan bagaimana agar orang-orang NU bisa menjalankan bisnis.

“Jadikan orang NU kaya, lalu buat mekanisme bagaimana mereka bisa membantu NU,“ tandasnya.

Ketua HPN Abdul Kholik menambahkan, antara dunia bisnis dan ormas memiliki pendekatan yang berbeda. Bisnis harus dijalankan atas basis kinerja profesional sehingga jika tidak memenuhi kualifikasi yang ditentukan, seseorang bisa dipecat. Jika hal tersebut tidak dilakukan, unit bisnisnya yang akan kolaps karena kalah bersaing. Disisi lain, ormas, seperti NU, sangat kental dengan budaya paguyuban dan persaudaraannya sehingga ada perasaan ewuh pakewuh jika harus bertindak tegas.

“Tanggung jawabnya juga berbeda jika usaha tersebut milik pribadi atau milik organisasi. Jika milik pribadi, akan mati-matian mempertahankan usaha tersebut, tetapi kalau milik organisasi, dianggap sebagai tanggung jawab bersama,“ ujarnya.


Penulis: Mukafi Niam