
Ilustrasi: Vaksinasi adalah ikhtiar dalam memerangi wabah. Semakin banyak penduduk yang divaksinasi, semakin besar peluang untuk segera kembali ke kehidupan normal.
Suci Amaliyah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Keraguan masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19 muncul belakangan ini setelah pemberitaan orang meninggal pasca suntik salah satu jenis vaksin Covid-19 dan mendapatkan obat anestesi lokal untuk tindakan gigi.
Dokter RS Margono Soekarjo Purwokerto, Ziana Alawiyah dalam wawancara dengan NU Online, Ahad (20/6) menegaskan sejauh ini tidak ada bukti hubungan sebab-akibat antara vaksin dan obat anestesi. Penyebab kematian seseorang karena peran penyakit penyerta atau komorbid, riwayat alergi, dan faktor lainnya.
Dokter Ziana menjelaskan bahwa vaksin adalah benda asing bagi tubuh sehingga respons setiap orang berbeda terhadap hal asing atau baru yang memasuki tubuh tergantung pada kekebalan dan kondisi tubuh setiap orang.
"Orang yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta seperti sakit jantung, diabetes, tuberkulosis, kanker, pasti memiliki kekebalan tubuh berbeda dibandingkan dengan orang yang sehat seperti kelompok lansia dan anak-anak sehingga kekebalan tubuh akan memberikan respon yang berbeda pula," jelasnya.
Vaksinasi sebagai ikhtiar dalam memerangi wabah
Dikatakan dr Ziana bahwa vaksinasi sebagai ikhtiar dalam memerangi wabah. Artinya, jika semakin banyak penduduk yang divaksinasi, semakin besar peluang untuk segera kembali ke kehidupan normal.
"Masyarakat jangan sampai lengah atau abai terhadap protokol kesehatan, menjaga imun agar tetap stabil, tetap tenang tidak perlu panik berlebihan, dan jangan berhenti berdoa," pintanya.
Di Indonesia setiap vaksin telah mendapatkan izin dari BPOM soal keamanan dan kemanjurannya serta izin dari MUI soal kehalalannya. Bahkan, setelah vaksin diedarkan, tetap ada pemantauan jangka panjang (pharmacovigilance) dari pemerintah.
Ia juga berpesan kepada masyarakat agar tidak perlu takut dan ragu untuk vaksin karena pemerintah telah menegaskan dalam Permenkes No 18 tahun 2021 bahwa akan bertanggungjawab dalam membiayai penanganan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19 sesuai indikasi dan protokol medis.
Tidak ada yang meninggal karena Vaksinasi Covid-19
Dikutip dari laman kemenkes.go.id, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof Hindra Irawan Satari menegaskan bahwa sampai saat ini tidak ada yang meninggal karena vaksinasi Covid-19. Hal ini perlu dijelaskan kembali mengingat banyaknya berita yang simpang siur mengaitkan beberapa kasus kematian akibat vaksin Covid-19.
Menurut Komnas KIPI, ada 27 kasus kematian diduga akibat vaksinasi dengan Sinovac. Namun setelah diinvestigasi kematian tersebut tidak terkait dengan vaksinasi. Dari kasus tersebut 10 kasus akibat terinfeksi Covid-19, lalu 14 orang karena penyakit jantung dan pembuluh darah. Sementara satu orang karena gangguan fungsi ginjal secara mendadak dan dua orang karena diabetes melitus dan hipertensi tidak terkontrol.
Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
3
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
4
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
5
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
6
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
Terkini
Lihat Semua