Nasional

Usai Pembekalan, Puluhan Kader Kopri PMII Ini Advokasi Warga di Daerah Masing-masing

NU Online  ·  Ahad, 8 Mei 2016 | 14:06 WIB

Bekasi, NU Online
Sebanyak 50 kader putri dari berbagai daerah mengikuti Pelatihan Advokasi Nasional yang diselenggarakan oleh Kopri PMII, Kamis (5/5). Kegiatan yang bertajuk Progressive Women Advocation ini berlangsung selama 4 hari di BBPP, Cevest, Bekasi.

"Peserta dibekali beberapa materi seperti advokasi kebijakan publik, ekonomi masyarakat, advokasi hak-hak anak, advokasi hak-hak perempuan, dan advokasi tenaga kerja perempuan," jelas Ketua panitia pelatihan advokasi nasional Wulansari.

Banyaknya bentuk eksploitasi terhadap perempuan dan anak-anak baik di sektor domestik maupun publik menyebabkan perempuan dan anak tidak memperoleh hak-hak-nya. Hal ini mendorong Kopri PMII untuk mengadakan pelatihan advokasi dan memberikan bekal kepada kader putri se-Indonesia.

"Dengan pelatihan ini, kader Kopri diharapkan mampu mengambil posisi dalam problem kaum perempuan dan anak saat ini dengan melakukan penguatan sumber daya manusia di bidang advokasi agar para kader mampu melakukan pendampingan dan menjadi problem solver bagi setiap permasalahan perempuan dan anak," imbuhnya.

Menurut Ketua Bidang Advokasi dan Hukum Kopri PMII, upaya untuk menghapus fenomena diskriminatif terhadap perempuan dan anak memang membutuhkan waktu, tenaga, dana, dan kesadaran seluruh masyarakat. Salah satu jalan yang ditempuh adalah dengan cara advokasi.

"Advokasi merupakan suatu cara atau usaha sistematik dan terorganisir untuk melakukan adanya perubahan sosial, atau dalam rangka untuk menjamin adanya perlindungan hukum terhadap hak-hak warga negara yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan," terangnya.

Out put dalam kegiatan pelatihan ini, kata Wulan, nantinya kemampuan teknis advokasi kader Kopri di daerahnya masing-masing.

"Nantinya, usai pelatihan ini peserta mampu melakukan advokasi dengan sistematis di daerahnya masing-masing khususnya berkaitan dengan isu yang sekarang menjadi sorotan nasional,” harapnya. (Isna W/Alhafiz K)