Nasional

Upaya NU Mandiri Sudah Berjalan, Tapi Perlu Terus Diperkuat

Ahad, 21 Juli 2019 | 16:00 WIB

Upaya NU Mandiri Sudah Berjalan, Tapi Perlu Terus Diperkuat

Ketua NU Care-LAZISNU H Ahmad Sudrajat

Jakarta, NU Online 
Upaya NU untuk mandiri secara ekonomi sudah berjalan sejak lama. Bahkan dilakukan sejak awal. Tokoh-tokoh pendiri NU langsung terlibat di dalmnya seperti Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Hasbullah, KH Bisri Syansuri, KH Abdul Halim Leuwimunding, dan lain-lain. Hal itu terbukti dengan adanya Nahdlatut Tujjar (1924) dan Coperatie Kaoem Muslimin (CKM, 1928). 
 
Pada masa kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid (1984-2000) hal serupa dilakukan melalui beragam cara, di antaranya dengan mendirikan bank. Namun, sebagaimana dinyatakan dalam sebuah artikelnya pada tahun 1991, kiai yang biasa disapa Gus Dur itu mengatakan, transformasi kemandirian ekonomi NU tidak berhasil. Pasalnya, dalam bayangan dia, pada 2010 seharusnya NU sudah memiliki 2000 bank.   
 
Ketua NU Care-Lembaga Amil Zakat Infaq Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) H Ahmad Sudrajat mengatakan, upaya kemandirian ekonomi warga NU saat ini sudah berjalan di daerah-daerah, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ada yang dilakukan di tingkat PCNU seperti Sragen, bahkan ada yang dilakukan di tingkat ranting seperti di salah satu desa di Jombang. Di Jawa Barat, lanjutnya, sudah ada cabang yang melakukannya seperti di Sukabumi dan Karawang. 
 
“Harus diperkuat lagi dan diperkuat lagi karena belum semuanya melakukan, masih sebagian kecil saja jika dibandingkan dengan jumlahnya warga NU,” katanya kepada NU Online di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis (18/7). 
 
Menurut Ajat, pola kemandirian yang dilakukan warga NU umumnya adalah dengan iuran seara berjamaah, misalnya melalui Koin NU. 
 
“Koin NU itu menjadi ikon dan terbukti banyak membantu NU di daerah-daerah, tapi lagi-lagi masih belum serentak berjamaah secara nasional,” katanya lagi. 
 
NU Care-LAZISNU, lanjut lulusan Jurusan Syariah Islamiyah Fakultas Syariah, Universitas Al-Azhar, Mesir ini, akan melakukan uji coba berjamaah iuran secara nasiona melalui program koin muktamar untuk membiayai Muktamar NU ke-34 yang akan berlangsung tahun depan. 
 
“Kita menunggu ketok palu PBNU menentukan tempat muktamarnya dulu. Lalu nanti kita akan membekali surat pengantar NU Care LAZISNU di daerah untuk melakukannya,” pungkasnya. (Abdullah Alawi)