Nasional

Upaya Muslimat NU dalam Meningkatkan Nilai Tambah Produk

Sab, 12 Oktober 2019 | 14:50 WIB

Upaya Muslimat NU dalam Meningkatkan Nilai Tambah Produk

Peningkatan nilai tambah produk oleh PP Muslimat NU, Sabtu (12/10). (Foto: Muslimat NU)

Tangerang Selatan, NU Online
Pemberdayaan ekonomi warga NU harus sudah mencapai bagaimana meningkatkan nilai tambah produk. Langkah ini dilakukan oleh Pimpinan Pusat Muslimat NU agar karya dan produk para anggota Muslimat NU agar memiliki nilai jual dan daya tawar tinggi.

“Upaya ini untuk meningkatkan nilai tambah suatu barang agar memiliki harga jual lebih baik, bahkan tinggi, tapi memerlukan kreativitas,” ujar Ketua VIII PP Muslimat NU bidang Naker, Hj Ariza Agustina, Sabtu (12/10) kepada NU Online lewat keterangan singkatnya.

Menurutnya, salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan nilai tambah produk yang berbahan baku barang-barang sisa/bekas yang tidak terpakai atau sampah, juga barang baru, adalah metode decoupage.

“Metode ini merupakan seni potong bahan/kertas untuk menghias suatu produk yang berbahan dasar gelas, kaleng, kayu, anyaman serat/mendong, dan lain-lain,” jelas Ariza.

Memberi hiasan yang berbeda pada suatu produk yang diprediksi akan sesuai dengan tren atau dapat memenuhi selera masyarakat, akan dapat membuat suatu produk tampil berbeda dari yang lainnya sehingga memungkinkan peningkatan nilaijual produk.

Seperti contoh, produk hiasan dinding berbahan baku kayu yang bergambar secangkir kopi dengan asap yang mengepul akan dapat digunakan sebagai hiasan dinding di kedai-kedai kopi atau cafe; atau gambar potongan beragam jenis keju, kue dan buahyang dapat digunakan sebagai hiasan dinding di toko bakery atau cafe.

“Oleh karena itu, melalui kesempatan ini saya mengajak ibu-ibu pengelola bank sampah dan ibu-ibu dari kelompok binaan BLK Bidang Tenaga Kerja PP Muslimat NU untuk mengasah kembali keterampilan tangan yang dikaruniai pada kita,” katanya.

Agar kita memiliki tangan terampil sehingga memiliki cukup rasa percaya diri untuk berkiprah di wilayah publik. Di bidang ekonomi dengan memproduksi barang-barang yang layak jual, termasuk produk hasil daur ulang sampah, barang sisa, atau barang bekas pakai.

Belajar seni menghias decoupage pada media anyaman mendong. Muslimat mempraktikkan keterampilan menghias dompet.

“Semoga hasilnya dapat mengingatkan dan mendorong ibu-ibu untuk selalu aktif berkreasi dan berproduksi untuk mengisi dompet hasil pelatihan hari ini dengan hasil tangan terampil ibu-ibu,” tandas Ariza.

Penulis: Fathoni Ahmad
Editor: Abdullah Alawi