Surabaya, NU Online
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengadakan Rapat Senat Terbuka dan Orasi Ilmiah yang bertajuk Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil Alamin Perlawanan terhadap Korupsi. Acara tersebut bertepatan dengan Lustrum Unusa ke-5. Panitia menghadirkan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia (RI) Agus Rahardjo, Sabtu (5/5).
Rektor Unusa, Achmad Jazidie mengungkapkan, keterlibatan mahasiswa Unusa dalam upaya pemberantasan korupsi di lingkungan masyarakat dengan berperan aktif melakukan pencegahan.
"Mahasiswa harus menjadi garda terdepan dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi, serta terbiasa untuk hidup bebas korupsi. Untuk itu mahasiswa harus dibekali pengetahuan mengetahui seluk beluk korupsi dan pemberantasan nya," ungkap Jazidie
Unusa menerapkan upaya anti korupsi kepada mahasiswa ini dengan berbagai cara, kegiatan sosialisasi, kampanye anti korupsi, seminar atau perkuliahan, yang diperkuat dengan kali ini menghadirkan Ketua KPK RI.
Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan, saat ini masih banyak hal terkait pemberantasan korupsi yang harus diperbaiki. Seperti masih ada kelemahan terkait Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Juga beberapa sistem yang perlu disempurnakan.
"Kami berikan gambaran untuk mahasiswa bahwa negara punya prospek yang menjanjikan asal memperbaiki sistem dan karakter. Bagaimanapun pencegahan dan praktek korupsi dimulai dari diri sendiri. Bagaimana di lingkungan, sistem terkait integritas juga perlu diperbaiki," ujarnya.
Dia mencontohkan, perbaikan sistem integritas yang bisa dilakukan mahasiswa adalah saat Kuliah Kerja Nyata (KKN) bisa membantu terkait Dana Desa, memberikan pedoman untuk pengelolaan administrasi keuangan desa.
"Unusa juga penting untuk mengkaji perjalanan bangsa ini, misalkan apakah sistem Pilkada dan Pemilu kita sudah benar dan tidak perlu perbaikan. Apakah hanya orang kaya dan pengusaha saja yang bisa menjadi calon, apakah yang lain tidak," ujarnya.
Selain Ketua KPK, hadir juga dalam Lustrum Ke-1 Unusa Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
Senada dengan Agus Rahardjo, menurut Pakde Karwo permasalahan dikorupsi yang mendasar adalah komitmen dan integritas. Dari banyaknya kasus korupsi yang diungkap KPK di Jatim, menurutnya adalah terkait integritas. Yaitu penyuapan dan pemerasan bukan ke sistem pelayanan ke masyarakat seperti pungutan liar.
"Saya setuju dengan Ketua KPK. Kongkretnya adalah mahasiswa turun ke bawah. Kemudian melatih tentang pembukuan Dana Desa dan mengusulkan ada spesifik grand. Kawalan seperti itu kemudian di kabupaten kota dan provinsi," ujarnya. (Red: Muiz)