Nasional

Ulama Se-Jawa Tengah dan DIY Deklarasikan Forum Peduli Bangsa

NU Online  ·  Senin, 2 Maret 2015 | 04:10 WIB

Demak, NU Online
Para pengasuh pondok pesantren dan ulama se-Jawa Tengah dan DIY mengadakan silaturrahim di Ponpes Futuhiyyah Mranggen Demak, Jawa Tengah pada Sabtu (28/2) untuk mendeklarasikan Forum Peduli Bangsa yang bertajuk ‘Membangun Kemandirian Pengasuh Pondok Pesantren dan Pesantrennya’.<>

Kegiatan yang dihadiri oleh kiai, ulama, dan para cendekiawan ini membahas persoalan bangsa terutama dalam membangun ekonomi umat. Tak kurang dari 60 ulama se-Jawa Tengah dan DIY memadati Aula Yayasan Ponpes Futuhiyyah Mranggen.

Hadir sebagai tamu kehormatan yaitu, KH Mahfudz Shobari (Pacet, Mojokerto), Habib Ja’far bin Muhammad Assegaf (Jepara), Prof Dr Imam Suprayogo (Mantan rektor UIN Malang), Prof Dr KH Abdul Hadi Muthohar, MA., KH Zaim Ahmad Ma’shum (Lasem), dan KH Muhammad Asyiq (Ketua MUI Demak).

Tepat pukul. 10.00 WIB, acara silaturahmi ini dibuka oleh pengasuh Ponpes Futuhiyyah, KH Muhammad Hanif Muslih.  Melalui sambutan singkatnya, Kiai Muslih menyampaikan, bahwa pembentukan Forum Peduli Bangsa ini sangat penting karena di Jawa Timur sudah banyak dibentuk dan hasilnya sangat bermanfaat sekali terutama pondok pesantren dalam meningkatkan potensi ekonomi pesantrennya. 

“Untuk itulah, kita mengundang para kiai dan ibu Nyai agar dapat belajar langsung kepada KH Mahfudz Shobari yang dikenal sebagai wirausahawan sukses agar nantinya dapat dikembangkan dalam memberdayakan ekonomi pesantren,” urainya.

Sementara itu, KH Mahfudz Shobari, pendiri dan pengasuh Ponpes Riyadlul Jannah, Pacet Mojokerto memaparkan, kita ini adalah negeri yang mempunyai poteni kekayaan alam yang melimpah ruah, sebut saja emas, batu bara, minyak, gas alam, timah, tembaga, nikel, semen, kelapa sawit, mutiara, ikan, kayu dan lain-lain.

“Akan tetapi sekarang ini potensi kekayaan alam tersebut banyak dikuasai oleh negara asing. Kita ingin santri dapat mengelola kekayaan tersebut sehingga  menjadi penguasaha yang mandiri. Itulah salah satu tujuan dari dibentuknya Forum Peduli Bangsa ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Prof Dr Imam Suprayoga mengatakan, pembicaraan tentang kewirausahaan  ternyata semakin banyak terdengar di mana-mana. Mungkin orang  semakin  sadar, bahwa untuk menjadikan orang bisa hidup mandiri, cara terbaik adalah memilih berwirausaha. 

“Di pesantren sendiri banyak sekali potensi wirausaha yang dapat dikembangkan,” jelasnya.

KH Zaim Ahmad Ma’shum yang juga ketua Majlis Permusyawarahan Pengasuh Pesantren se Indonesia (MP3I) mengungkapkan seperti yang dikatakan oleh Simbah KH Ali Ma’shum bahwa diakhir zaman para kiai haruslah kaya ilmu dan materi karena masyarakat hanya akan mendengar mereka yang kaya.

“Kecenderungan seperti yang dikatakan oleh Simbah KH Ali Ma’shum sekarang ini sudah mulai menggejala, untuk itulah penguatan dan pemberdayaan ekonomi pesantren harus terus digalakkan,” ujarnya. (Zabidy/Fathoni)