Nasional

Tingkatkan Bakti Umat, YKM NU Gelar Lokakarya Nasional

NU Online  ·  Sabtu, 21 April 2018 | 09:45 WIB

Jakarta, NU Online 
Lebih dari separuh abad, Yayasan Kesejahteraan Muslimat Nahdlatul Ulama (YKM NU) mengabdi kepada masyarakat melalui bidang dan kesehatan dengan mendirikan panti asuhan, rumah sakit, rumah bersalin, dan klinik. Yayasan di bawah naungan Muslimat NU ini didirikan oleh lima tokoh, yaitu Hj Sholichah Wahid Hasyim, Hj Solihah Saifuddin Zuhri, Hj Himpuni Suparman, Hj Sutaridjah, dan Hj Aisyah Hamid Baedowi.

Dalam rangka menyegarkan perannya di tengah masyarakat, YKM NU menggelar Lokakarya Nasional Revitalisasi Peran Organisasi Yayasan Kesejahteraan Muslimat NU di Hotel Acacia, Jakarta Pusat, Kamis-Jumat (19-21/4). Acara yang mengusung tema Optimalisasi Layanan YKM NU untuk Meningkatkan Bakti kepada Umat itu dibuka Ketua I PP Muslimat NU Sri Mulyati yang didampingi Sekretaris Ulfah Masfufah. 

Hadir pada kegiatan itu, sejumlah pengurus harian PP Muslimat NU, Mitra YKM NU, pengurus YKM NU, Ketua Perangkat Muslimat NU tingkat pusat (YPM NU, YHM NU, Hidmat MNU, dan Inkopan) Ketua YKM NU wilayah se-Indonesia, YKM Cabang yang memiliki layanan kesehatan dan sosial, serta enam Ketua PW Muslimat NU. 

Adapun narasumber yang hadir dari bidang kesehatan, ialah Direktur Pelayanan Kesehatan Primer Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Saraswati, Deputi Dirkesi BPJS bidang Jaminan Kesehatan Primer Fahrurazi, Kepala BKKBN Sigit Priohutomo, dan Direktur PT Masa Cipta Husada Andreas Japar.

Sementara materi bidang sosial disampaikan Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia Edi Suharto, dan pakar organisasi sosial Sarsito N Sarwono. Adapun materi kemuslimatan disampaikan anggota dewan Penasihat PP Muslimat NU Hj Mahfudhoh Ali Ubaid, Sekretaris Umum Ulfah Masfufah, managemen data base Fitria Latifah Wahid serta pengembangan organisasi oleh tim fasilitator dari PT Briktu Mitra Sejati. 

Ketua YKM NU Pusat Hj Endang Sulistinah Umar Wahid mengatakan, lokakarya ini merupakan realisasi dari Rapat Kerja YKM NU pada Oktober 2017 yang salah satu rekomendasinya adalah memperkuat koordinasi dengan semua wilayah sebagai upaya membangun semangat secara kelembagaan dan program layanan. Hal itu merujuk pada AD/ART dan pedoman organisasi Muslimat NU bahwa YKM NU harus fokus pada bidang kesehatan dan sosial. 

Menurut Endang, saat ini, masalah kesehatan yang penting, ialah Indonesia harus mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada 2019.

"YKM fokus pada program ini," ujarnya melalui pesan tertulis kepada NU Online, Sabtu (21/4). 

Sementara untuk program sinergitas yang dilakukan oleh Muslimat NU antara lain meliputi program Tubercolosis (TB), Imunisasi dan Stunting Gizi.

UHC merupakan sistem kesehatan yang memastikan setiap warga dalam populasi memiliki akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif bermutu dengan biaya terjangkau. Cakupan universal mengandung dua elemen inti, yakni akses pelayanan kesehatan yang adil dan bermutu bagi setiap warga dan perlindungan risiko finansial ketika warga menggunakan pelayanan kesehatan. 

Endang juga menyampaikan bahwa kepengurusan kali ini tinggal melanjutkan perjuangan dan amanat layanan yang diberikan oleh pendiri YKM NU. "Kami terus meng-upgrade berbagai layanan dengan membina 108 klinik, rumah bersalin, rumah sakit, termasuk empat klinik hemodialisa dan 104 panti asuhan serta 10 panti lansia," ujarnya.

Sinergikan Muslimat-Perangkat 
Sementara Ketua PP Muslimat NU Sri Mulyati mengajak pengurus YKM NU untuk merenungi jasa pendiri YKM agar dapat meneruskan perjuangannya. Ia berharap, lokakarya ini dapat mendorong semangat dan gairah perangkat Muslimat NU yang lain dalam meningkatkan pengabdian kepada umat dalam rangka syiar dan menjaga NKRI. 

Terkait dengan rintisan program TB, Stunting Gizi, dan program lain yang menjadi perhatian Muslimat NU, ia menekankan harus ada keselarasan kerja sama antara Muslimat NU dan semua perangkatnya, termasuk YKM NU di semua wilayah dan cabang. 

Ia juga berharap kepengurusan YKM NU periode 2017-2022 agar terus berjuang lebih banyak dan istiqomah untuk kemajuan masyarakat Muslim dan bangsa Indonesia. (Husni Sahal/Kendi Setiawan)