Tinggi Hilal di Bawah Ufuk, Awal Shafar 1444 H Kapan?
NU Online · Sabtu, 27 Agustus 2022 | 11:05 WIB

Data perhitungan LF PBNU KH terkait tinggi hilal 27 Agustus untuk penentuan 1 Shafar 1444 H. (Foto: LF PBNU)
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) mengeluarkan data hisab hilal awal Shafar 1444 H melalui Surat Penjelasan Rukyah Shafar 1444 H Nomor 026/LF–PBNU/VIII/2022. Surat ini dikeluarkan oleh Ketua LF PBNU KH Sirril Wafa dan Sekretaris H Asmui Mansur pada Sabtu (27/8/2022).
Data hisab ini telah dihitung dengan metode perhitungan ilmu falak terhadap hilal akhir Muharram 1444 H dengan menggunakan sistem hisab jama’i (tahqiqy tadqiky ashri kontemporer) khas Nahdlatul Ulama. Perhitungan ditujukan untuk Sabtu Kliwon 29 Muharram 1444 H.
Hilal akhir Muharram 1444 H saat ini masih berada di bawah ufuk, yakni tepatnya –1 derajat 04 menit 10 detik dengan markaz Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, koordinat 6º 11’ 25” LS dan 106º 50’ 50” BT. Sementara konjungsi atau ijtimak bulan terjadi pada Sabtu Kliwon, 27 Agustus 2022 pukul 15:18:34 WIB.
Baca Juga
Bulan Shafar di Cirebon
Sementara itu, letak matahari terbenam berada pada posisi 9 derajat 57 menit 59 detik utara titik barat, sedangkan letak hilal 14 derajat 11 menit 12 detik utara titik barat.
Berdasarkan hisab yang sama maka diketahui parameter hilal terkecil terjadi di Kota Merauke Provinsi Papua dengan tinggi hilal –1 derajat 56 menit. Sementara parameter hilal terbesar terjadi di Kota Lhoknga Provinsi Aceh dengan tinggi hilal -0 derajat 04 menit.
Baca Juga
Rukyatul Hilal
Dari data tersebut, dapat diketahui, bahwa hilal awal bulan Safar 1444 H ini belum memenuhi kriteria Imkanurrukyah (kemungkinan hilal dapat terlihat) yang ditetapkan Menteri-menteri Agama Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS), yakni tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Sementara waktu konjungsi atau ijtimak juga kurang dari 15 jam dari waktu terbenam matahari.
Dua hal itu, belum terpenuhinya Imkanurrukyah dan konjungsi kurang dari 15 jam dari matahari terbenam, berarti hilal tidak mungkin dapat terlihat.
Baca Juga
Metode Hisab (Perhitungan Astronomis)
Untuk itu, kemungkinan awal Safar 1444 H akan jatuh pada Senin Pahing, 29 Agustus 2022.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Syamsul Arifin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua