Nasional

Tiga Warisan Islam Nusantara

NU Online  ·  Ahad, 11 November 2018 | 14:30 WIB

Tiga Warisan Islam Nusantara

Ketua PP Lakpesdam NU, Rumadi Ahmad (foto: beritahati.com)

Jakarta, NU Online
Islam Nusantara mewarisi tiga jangkar agar Indonesia tetap terjaga. Islam dan kebangsaan menjadi jangkar pertama. Persoalan kebangsaan, bagi NU sudah selesai.

"Kita ini bisa menjadi seorang Indonesia 100 persen sekaligus seorang muslim 100 persen," kata Rumadi Ahmad, Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saat menjadi narasumber pada  Diskusi Pemikiran Kiai Said di Pesantren Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (10/11) malam.

Di lingkungan NU, tidak ada perasaan canggung belum sempurna keislamannya sebelum mendirikan negara Islam. Meskipun ada muslim Indonesia yang belum merasa 100 persen muslimnya jika Indonesia belum mendirikan Negara Islam atau sudah membuat Khilafah baru Islamnya 100 persen.

Namun, Rumadi menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama tidak demikian. Sebab, para kiai NU sepenuhnya mendasarkan keputusannga pada argumentasi fiqih sehingga terlegitimasi. "Jadi negara Indonesia itu negara yang syar'i," ujar dosen Pascasarjana Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta itu.

Sementara itu, saat ini masih ada orang yang mengatakan Indonesia taghut. Menurutnya, itu orang yang ketinggalan kereta.

Bahkan, yang lebih parah, ada yang membangun narasi Islam ini mayoritas hingga 88 persen populasinya dari seluruh penduduk Indonesia, tetapi Islam terpinggirkan Islam tertindas. "Padahal kalau kita lihat faktanya bahwa Islam itu sekarang sudah berada di tengah," terangnya.

Dari satu sisi saja, undang-undang misalnya, tak sedikit memberikan keistimewaan bagi Muslim, seperti adanya UU perkawinan, haji, hingga perbankan syariah.

"Itu narasi atau asumsi yang sengaja dibangun untuk menimbulkan permusuhan, terutama kepada negara," tutur Rumadi.

Warisan jangkar kedua, menurut Rumadi, adalah penyebaran agama dengan cara yang damai. Hal itu yang membuat penduduk Muslim di Indonesia mencapai 88 persen banyaknya. "Kita mewarisi tradisi agama yang penuh perdamaian," katanya.

Selain itu, budaya yang penuh kedamaian dan toleransi menjadi warisan jangkar ketiga. Rumadi menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan produk dari proses yang lama dari para ulama, kiai dan sesepuh lainnya.

"Jadi kalau ada ribut-ribut tentang Islam Nusantara, biasanya orang yang belum selesai pada tiga hal tadi," kata pengajar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Kepemimpinan KH Said Aqil Siroj dalam pandangannya sebenarnya menjaga tiga hal tersebut, yakni Islam dan kebangsaan, Islam yang damai, dan Islam yang mempertahankan kultur moderat. "Tiga hal ini menjadi jangkar Indonesia," pungkasnya. (Syakir NF/Muiz)