Tiga Menit Ribuan Nyawa Melayang karena Kehendak Allah
NU Online · Sabtu, 20 Oktober 2018 | 02:30 WIB
Palu, NU Online
Jika Allah sudah berkehendak, hanya dalam tiga menit ribuan nyawa melayang, berbagai kerusakan yang menyebabkan triliunan uang hilang.
“Lewat bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang terjadi di Sulawesi Tengah ini, semua selesai dalam tiga menit. Tidak ada gunanya kehebatan apalagi jabatan manusia,” kata Mustasyar PWNU Sulteng, KH Husen Habibu.
Kala itu, Kiai Husen berbicara di hadapan warga pengungsi lapangan Desa Sambo, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi pada penyerahan bantuan logistik, nutrisi anak-anak dan ibu hamil kerja sama NU Peduli dan Alfamidi. Pada acara yang berlangsung Kamis (18/10) sore itu, ia mengajak warga dan semua pihak untuk muhasabah, merenungkan semua kealpaan yang mungkin telah dilakukan.
Di sela-sela pidato singkatnya, Kiai Husen juga mengajak warga untuk beristighfar. “Astaghfirullah rabbal baraya, astaghfirullah minal khataya,” kata Kiai Husen diikuti seluruh warga yang hadir. Banyak dari mereka menitikkan air mata.
“Kita harus sabar dan tabah menerima ujian Allah ini,” kata Kiai Husen dalam Bahasa Kaili, bahasa daerah setempat.
Di tengah-tengah kesadaran bahwa semua ujian ini adalah sarana untuk menyadari kekuasaan Allah dan menginsyafi kekeliruan manusia, menurut Kiai Husen, warga harus bersyukur, karena masih diberi keselamatan oleh Allah.
“Kita harus semakin bertakwa dan beriman kepada Allah. Kita sadar dengan bencana ini, sedikit Allah 'mencubit' kita. Tapi kita harus melihat ke depan, karena Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk hidup dan beribadah kepada Allah,” tegasnya.
Desa Sambo merupakan desa dengan dampak gempa yang cukup parah. Sembilan puluh persen dari keseluruhan rumah yang ada rusak berat. Warga juga belum bisa melakukan aktivitas ekonomi karena masih merasakan trauma. Tanah-tanah dan jalan desa retak. Perbukitan di sisi desa juga terlihat longsor.
NU Peduli selain memberikan bantuan logistik, juga telah melakukan layanan kesehatan. Selain itu diterjunkan juga tujuh ustadz pendamping dari Pesantren Salafiyah Parappe, Polewali Mandar, Sulawesi Barat. (Kendi Setiawan)
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
3
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
4
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
5
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
6
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
Terkini
Lihat Semua