Nasional

Tiga Golongan Pengurus Organisasi dalam Al-Qur'an

NU Online  ·  Sabtu, 3 Maret 2018 | 06:00 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Marsudi Syuhud membagi pengurus organisasi ke dalam tiga golongan. Hal itu ia sampaikan berdasar Al-Qur’an surat Fathir ayat 32.

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ

Kami wariskan kitab itu kepada orang-orang yang Kami pilih. Sebagian dari mereka, lalim terhadap dirinya sendiri. Sebagian lain berada dalam posisi pertengahan. Sementara itu, di antara mereka, ada pula yang berlomba dalam menjalankan kebaikan dengan izin Allah swt. Hal itu adalah anugerah yang sangat besar. (QS Fathir: 32).

Pertama, golongan yang dzalimun linafsihi, lalim terhadap diri sendiri. Orang-orang kelompok ini hanya ingin masuk organisasinya saja, tetapi mereka tidak aktif menjalankan organsisasinya.

“Setelah masuk, dateng aja gak pernah,” katanya saat memberikan sambutan dalam rangka Harlah ke-63 Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) di Masjid An-Nahdlah PBNU, Jakarta (2/3).

Kedua, golongan muqtashid. Pengurus yang demikian ini termasuk yang biasa. Setiap kali ada kegiatan, mereka kerap kali datang.

Kelompok ketiga, menurut Marsudi, adalah kelompok yang paling top. Hal ini tentu saja bukan tanpa alasan. Orang yang masuk golongan terakhir ini adalah dia yang mengerahkan segala waktu, hidup, dan tenaganya hanya untuk organisasi.

“Siapa dia? sabiqun bi al-khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan)” ujarnya.

Ia menyatakan orang yang tergolong sabiqun bi al-khairat bisa dilihat kiprahnya 10 tahun mendatang. Ia yakin jika kader IPNU dan IPPNU melakukan hal tersebut, 10 tahun ke depan akan menjadi tokoh.

“Buktikan ini. Ini Al-Qur'an yang mengatakan ini,” tegasnya.

Menjadi seorang tokoh

Sebelumnya, Pengasuh Pondok Pesantren Ekonomi Darul Ukhwah Kedoya itu mengingatkan bahwa sejarah hanyalah sekadar biografinya orang besar. Perjuangan yang dilakukan saat ini merupakan penulisan sejarah di masa depan.

Menurutnya, kader IPPNU sudah berada pada posisi untuk menjadi seorang tokoh yang diakui oleh bangsa-bangsa dunia, tidak sebatas Indonesia. Hal itu disebabkan keanggotaan kader IPPNU juga termasuk dalam organisasi terbesar di dunia, yakni Nahdlatul Ulama.

“Kita tidak ada apa-apanya dalam hidup jika detik ini tidak niat untuk want to be a great man, ingin menjadi orang yang ditulis dalam sejarah,” tuturnya.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal PBNU H. Helmy Faishal Zaini, Ketua Umum PP Pencak Silat Pagar Nusa Nabil Haroen, Ketua Umum PP IPNU Asep Irfan Mujahid, dan anggota majelis alumni IPPNU. (Syakir NF/Fathoni)