Nasional

Terkait Buku Melecehkan Islam, PBNU Imbau Penerbit Lebih Sensitif

NU Online  ·  Rabu, 20 Juni 2012 | 22:01 WIB

Jakarta, NU Online
Selasa (19/6) kemarin, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima tiga orang tamu dari PT Gramedia Pustaka Utama. Kedatangan mereka adalah untuk menjelaskan hal ihwal buku “Lima Kota Berpengaruh di Dunia” yang sempat memunculkan kontroversi.<>

Ketiganya diterima oleh Sekjen PBNU H Marsudi Syuhud di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta Pusat. Dua diantara utusan Gramedia adalah Widi Kastawan (Coorporat Comunications Directur) dan Nugroho F Yudho (General Manager of Public Relation).

“Ada tiga orang dari Kompas Gramedia. Mereka menyampaikan tentang buku 'Lima Kota Berpengaruh di Dunia'. Katanya ada kalimat yang sifatnya kurang baik efeknya terhadap kebersamaan. Saya sendiri belum membaca buku itu,” kata Marsudi.

Ia melanjutkan, “Saat saya meminta buku itu, mereka bilang buku-bukunya sudah dihanguskan dan disaksikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).”

Menurut Marsudi, setelah banyak pengaduan,  pihak penerbit melakukan penelusuran dan membaca ulang buku itu, dan mereka menyadari memang ada kalimat tidak baik. Maka penerbit memutuskan seluruh buku yang ada di pasar ditarik kembali.

Pihak Gramedia beralasan bahwa karena buku itu tidak bertemakan agama atau politik maka tidak disensor oleh editor bidang agama atau politik.

“Maka mereka datang ke sini (PBNU) untuk minta maaf, atas sesuatu yang terjadi dan menyampaikan bahwa bukunya sudah dihanguskan. Kami katakan, jika itu bukan kesengajaan dan anda sudah minta maaf, padahal Allah penerima maaf, maka umat diajarkan saling memaafkan,” katanya.

Namun PBNU, mengimbau agar kejadian ini menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi pihak penerbit. “Agar Gramedia lebih sensitif dan hati-hati,” pungkasnya.


Penulis: A. Khoirul Anam