Nasional

Takbir Idul Adha Dimulai 9 hingga 13 Dzulhijjah

Ahad, 16 Juni 2024 | 19:15 WIB

Takbir Idul Adha Dimulai 9 hingga 13 Dzulhijjah

Ilustrasi (Foto: Dok NU Online)

Jakarta, NU Online
Kesunnahan umat Islam di Hari Raya Idul Adha salah satunya adalah mengumandangkan takbir. Hari Raya Kurban itu dirayakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Di tahun 2024 ini, bertepatan pada Senin (17/6/2024) besok.


Dalam tradisi Muslim di berbagai wilayah, takbir Hari Raya Idul Adha tersebut biasanya dibaca di tempat-tempat ibadah, seperti masjid dan mushala. Sebagian dari mereka membacakannya di jalanan yang kemudian disebut dengan takbir keliling.


Pertanyaannya, bagaimana sebenarnya ketentuan waktu pembacaan takbir pada Hari Raya Idul Adha? Dalam hal ini, Ustadz Ahmad Mundzir pada tulisannya di NU Online NU Online mengurai dengan cukup gamblang.

 

Dia menjelaskan, bahwa takbir pada Hari Raya Idul Adha termasuk dalam kategori takbir muqayyad, takbir yang pelaksanaannya memiliki waktu khusus, yaitu mengiringi shalat, dibaca setelah melaksanakan shalat, baik fardhu maupun sunnah.


"Waktu pembacaannya setelah sembahyang shubuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga ashar akhir hari Tasyrik (13 Dzulhijjah)," tulisnya, dikutip Ahad (16/6/2024).


Penegasan ini didasarkan pada pandangan Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi'I dalam Fathul Qarib Al-Mujib.


Dia melanjutkan, di samping takbir muqayyad, ada juga takbir mursal, yaitu takbir yang waktunya tidak mengacu pada waktu shalat, atau tidak harus dibaca oleh seseorang setiap usai menjalankan ibadah shalat, baik fardu maupun sunnah.


"Takbir mursal ini sunnah dilakukan setiap waktu, di mana pun dan dalam keadaan apa pun. Baik lelaki maupun perempuan sama-sama dianjurkan melantunkan takbir, baik saat di rumah, bepergian, di jalan, masjid, pasar, dan seterusnya," ungkapnya dalam tulisan tersebut.

 

Sedangkan waktu melakukan takbir mursal ini dimulai dari terbenamnya matahari malam 'id hingga imam melakukan takbiratul ihram shalat 'id, meliputi Idul Fitri maupun Idul Adha. 


"Dengan demikian, dapat kita ketahui bahwa takbir pada malam hari raya Idul Fitri dinamakan takbir mursal. Sedangkan takbir yang dilantunkan pada Hari Raya Idul Adha disebut takbir muqayyad. Takbir ini dilaksanakan dengan jumlah masa lima hari, mulai tanggal 9 - 13 Dzulhijjah pada setiap usai shalat, baik shalat fardhu ataupun sunnah," terangnya.


Adapun takbir pada malam Hari Raya Idul Adha itu dinamakan takbir muqayyad, jika mengacu bahwa takbir itu dilaksanakan usai shalat dalam rentang waktu lima hari tersebut.

 

"Sedangkan jika dilihat bahwa takbir itu dilaksanakan pada malam Hari Raya 'Id, takbir malam Hari Raya Idul Adha ini juga termasuk takbir mursal. Yang berarti, takbir pada hari raya Idul Adha menyandang dua istilah, mursal dan muqayyad sebagaimana yang diungkapkan oleh Syaikh Ibrahim Al Bajuri," tutupnya.


Berikut lafal takbir Hari Raya Idul Adha:


اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْراً وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْراً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ