Nasional

Tak Boleh Ada Paksaan, Beragama Digerakkan Hati

Rab, 24 November 2021 | 21:30 WIB

Tak Boleh Ada Paksaan, Beragama Digerakkan Hati

Tak Boleh Ada Paksaan, Beragama Digerakkan Hati. (Foto: Tangkapan layar)

Jakarta, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zakkky Mubarak menerangkan, tiada paksaan kepada seseorang dalam beragama. 


“Tugas kita menyampaikan kebenaran, bukan memaksa orang,” terangnya pada kajian Tafsir Arifurrahman li Tafsiril Qur’an, ditayangkan langsung di Facebook resmi NU Online, Selasa (23/11/2021).


Hal tersebut tertuang dalam QS Al-Baqarah ayat 256. Beragama, lanjut Kiai Zakky, adalah hak asasi terluhur. Sehingga, melakukan segala bentuk intimidasi dan paksaan kepada seseorang untuk memeluk suatu agama sama dengan melanggar hak asasi.


“Beragama adalah suatu yang luhur, dan manusia tidak boleh saling memaksa dalam memeluk agama,” papar Dosen Senior di Universitas Indonesia (UI) tersebut.


Kiai Zakky menerangkan bahwa Islam sangat menyadari perihal melabuhkan keyakinan kepada suatu agama tergerakkan oleh kehendak yang bersumber dari hati. Sedangkan hati yang bersifat batiniah tidak dapat dideteksi siapapun kecuali Allah swt. Maka betapapun besar usaha yg dikerahkan akan percuma apabila batin itulah yang dipaksa.


“Padahal beragama bukan semata-mata bersifat lahiriah, tetapi batiniahnya lebih kuat. Menyadari hal ini, maka setiap diri manusia tidak boleh memaksa orang lain untuk mengikuti agama dan kepercayaannya. Ini dilarang oleh agama. Ini tegas sekali Al-Qur’an memberikan bimbingan kepada kita,” jelas Kiai Zakky.


Alih-alih memaksa, Kiai Zakky mengatakan bahwa akan jauh lebih baik apabila dakwah yang disampaikan menggunakan cara yang lembut, karena kewajiban manusia adalah menyampaikan kebenaran agama dengan cara yang sebaik-baiknya untuk dapat mengetuk hati seseorang.


“Ajaklah dengan bijaksana dan nasihat yang baik yang dapat menggugah sanubari dan kalbu seseorang serta bertukar pikiran dengan cara yang baik. Dengan demikian mereka akan memasuki Islam dengan kesadaran yang maksimal.” ujarnya.


Apabila seseorang telah berusaha mengajak dengan cara yang terbaik dalam berdakwah, sedang orang lain tidak mau beriman, Kiai Zakky mengatakan bahwa hal itu sudah di luar batas kemampuan manusia. Yang perlu dilakukan adalah menyerahkan urusan tersebut kepada Allah swt. Karena pada hakikatnya, Allah Yang Maha Pemberi petunjuk. 


“Kalau Allah beri petunjuk gampang, kalau Allah tidak beri petunjuk, sulit,” ujarnya.


Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Syamsul Arifin

​​