Nasional

Tak Ada Ormas, Timur Tengah Rawan Konflik

NU Online  Ā·  Jumat, 27 April 2012 | 05:35 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menilai, konflik Timur Tengah hingga berdarah-darah disebabkan faham keagamaan yang mereka anut tidak diorganisasikan dalam bentuk organisasi kemasyarakatan (ormas).<>

ā€œTerlepas dari persoalan politik, konflik terjadi karena paham keagamaan mereka tidak tidak diatur, ditulis atau dibikin organisasi. Ā Mereka tidak ada wadah, media tempat di situ berkumpul,ā€ kata ketua umu saat memberikan pengantar dalam bedah buku ā€œIslam in Contention: Rethinking Islam and State in Indonesiaā€ di gedung PBNU, Jakarta, Rabu (25/4) lalu.Ā 

ā€œFungsi berormas (organisasi massa, red) yaitu: yatafaqohu dan Yundziru. Yatafaqohu fiddin, berdiskusi, memahami agama . Kalau sudah yatafaqohu, nanti yundziru qoumahum, mengarahkan umat bangsa ini. Pentingnya itu,ā€ katanya mengutip ayat Al-Qur'an.

Kang Said, panggilan akrab KH Said Aqil Siroj, juga menjelaskan, dua kata tersebut, dalam tata bahasa Arab adalah fi’il mudari’ yang menunjukkan arti kontinyu. Jadi, terus-menerus dilakukan dan diupayakan.

ā€œAlhamdulillah di Indonesia ada ormas. Ada NU, Muhammadiyah dan lain-lain. Melalui ormas, pola pikir dan pemahaman kita godok dari sini; memberikan solusi, urun-rembug yang bisa mendinginkan suasana politik. Kemudian nanti kita berikan kepada bangsa. Ā Itu yang penting,ā€ Ā paparnya.Ā 

ā€œNah, saya sampaikan hal itu kepada menteri agama Turki. Waduh, kalau begitu sangat penting sekali, saya akan meniru. Penting sekali, kita akan meniru Indonesia, akan meniru NU,ā€ cerita Kang Said.Ā 



Redaktur: A. Khoirul Anam
Penulis Ā  : Abdullah Alawi