Malang, NU Online
Sebelum seremoni peresmian pembukaan Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (Pionir) IX Menteri Agama RI secara resmi, Rektor UIN (Universitas Islam Negeri) Malik Ibrahim Malang menjelaskan bahwa tahun ini, Pionir IX mengangkat maskot seekor singa dengan ikat kepala dan membawa obor cerminan semangat sportivitas.
“Kami mengangkat maskot singa muda, bukan singo edan. Maskot ini simbol keberanian dan kemandirian,” tegasnya.
Diikuti dengan jargon spirit of unity, Pionir IX ingin mempersatukan seluruh mahasiswa yakni 58 PTKIN yang terlibat dalam acara ini. Ia berharap mahasiswa daerah lain dapat saling memberi manfaat. Ia juga mengingatkan agar para peserta menikmati budaya dan kuliner khas Malang di kesempatan itu.
“Ini tempat strategis untuk karya dan unjuk prestasi. Siapapun dari manapun atlet dan seniman yang bertanding adalah anak-anak terpilih dengan seleksi yang ketat. Mahasiswa PTKIN tak ketinggalan dengan PTN. Ini tercermin dari sportivitas yang dibawa atlet dan ofisialnya,” papar Haris.
Menteri Agama RI, H Lukman Hakim Saifudin mengaku stres karena takut tak bisa datang pada acara peremian Pionir IX di UIN Malang, namun nyatanya dirinya bisa hadir tepat waktu. Disaksikan ribuan peserta, Menag melakukan prosesi penyerahan piala bergilir dan didampingi Rektor UIN Malang dan jajaran lain, Menag memencet tombol tanda kompetisi 2 tahunan ini dibuka.
“Saya sempat stres takut nggak bisa datang. Pukul 15.02 setelah arahan Presiden Jokowi dalam Rapat Terbatas saya langsung berangkat ke sini. Saya takut dimarahi mahasiswa PTKIN se-Indonesia,” cerita menteri berkacamata ini.
Sementara itu, kontingen dari UIN Wali Songo Semarang yang dilepas oleh Rektor H Muhibbin berangkat ke Malang pada Ahad (14/7) sore dengan kekuatan 97 atlit yang merupakan mahasiswa dari berbagai jurusan di UIN Walisongo dan 33 orang pendamping dan pelatih yang terdiri dari dosen UIN Walisongo.
Dalam rilis yang diterima NU Online, Senin (15/7) Muhibbin berpesan agar selalu optimis, bersungguh-sungguh, dan sportif dalam berkompetisi. Menang kalah itu urusan belakang, yang paling penting menurutnya, adalah usaha maksimal.
"Yang terpenting dalam ajang Pionir adalah sportivitas dan usaha maksimal," pesannya.
Ketua Kontingen UIN Wali Songo Semarang Suparman menyampaikan, atlit yang diutus ini merupakan atlit terbaik dari masing-masing cabang lomba dan melalui seleksi ketat dan professional. "UIN Wali Songo mengirim atlit dari hasil seleksi yang sangat ketat, tentu kami berharap dalam ajang Pionir IX di Malang, kami bisa membawa hasil yang maksimal," tuturnya.
Pembukaan Pionir dilaksanakan Senin (15/7) malam di Lapangan Futsal Kampus 1 UIN Malik Ibrahim Malang oleh Menteri Agama, sedangkan lomba dimulai pada Selasa, Tanggal 16 s/d 20 Juli 2019. (Red: Muiz)