Nasional TWEET TASAWUF

Tafsir Sufi Surat Al-Fatihah Ayat 5

Sen, 5 Agustus 2019 | 08:30 WIB

Tafsir Sufi Surat Al-Fatihah Ayat 5

Ilustrasi Surat Al-Fatihah (ist)

Jakarta, NU Online
Direktur Sufi Center Jakarta KH M. Luqman Hakim menguraikan tafsir sufi Surat Al-Fatihah ayat 5. Ayat yang menjelaskan tentang kehambaa seseorang dan permohonan pertolongan kepada Allah ini dijelaskan Kiai Luqman agar manusia lebih memahami kondisi dirinya sebagai seorang hamba.

Dalam uraiannya, Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muhibbin Caringin, Bogor, Jawa Barat itu menyatakan bahwa seseorang hendaknya menundukkan sehamba-hambanya ketika bermunajat.

“Nyatakan munajatmu sehamba-hamba-Nya, karena rahasia Ijabah Allah SWT adalah kehambaanmu kepada-Nya,” ujar Kiai Luqman dikutip NU Online, Senin (5/7) lewat twitternya.

Berikut tafsir sufi ayat iyya kana’budu wa iyya kanastain yang dijelaskan oleh Kiai Luqman Hakim.

Tafsir Sufi 1
 
اياك نعبد و اياك نستعين
 
- Wujudkan kehambaanmu pada-Nya dengan Pertolongan anugerah-Nya.
- Nyatakan kehambaanmu dengan benar, dan tegakkan Hak Ketuhanan-Nya.
- Fana'kan dirimu dengan Baqa'-Nya, dan dengan Baqa'-Nya dirimu semakin fana' dan semakin Baqa' dengan Baqa'-Nya.

Tafsir Sufi 2
 
اياك نعبد و اياك نستعين
 
- Nyatakan munajatmu sehamba-hamba-Nya, karena rahasia Ijabah-Nya adalah kehambaanmu pada-Nya.
- IjabahNya mendahului doa2mu, wujudkan syukurmu karena ditakdirkan berdoa.
- Tanpa pertolongan, taufiq, hidayahNya, engkau tidak kenal siapa dirimu.

Tafsir Sufi 3
 
اياك نعبد و اياك نستعين
 
- Engkau mengenal-Nya karena Dia mengenalkan diri-Nya padamu, engkau tak lagi mampu menghindar jadi hambaNya.
- Sepuncak-puncak hamba, tak lebih dari Genggaman Inayah-Nya.

Tafsir Sufi 4
 
اياك نعبد و اياك نستعين
 
- Bersyariatlah akibat anugerah Hakikat padamu. Menjadi hamba berarti berserasi dengan Aturan RububiyahNya pada kehambaanmu.
- Berhakikatlah karenaTanganNya yang menggandeng tanganmu, hingga kau sadari syariatnya hakikat.

Tafsir Sufi 5
 
اياك نعبد و اياك نستعين
 
- Sungguh tidak sopan seorang hamba yang minta ganti rugi pada tuannya, sedang ia jadi hamba karena anugerah Sang Tuan.
- Sang Tuan dg segala Cinta, tidak ingin hamba menghamba selain Dia. CemburuNya melemparkan dirimu dari orbit kehambaanmu!

(Fathoni)