Nasional

Syeikh Amin Salim Ijazahi Sanad Hadits kepada Ratusan Santri Asshidddiqiyah

NU Online  ·  Jumat, 13 Mei 2016 | 10:34 WIB

Syeikh Amin Salim Ijazahi Sanad Hadits kepada Ratusan Santri Asshidddiqiyah

Syekh Amin Alkurdi (tengah) didampingi Dubes Indonesia untuk Lebanon Chozin Chumaedi (kanan) menyimak pengasuh pondok pesantren KH Fuad Affandi (kiri) saat kunjungan ke Pesantren Al Ittifaq, Bandung. (Foto PR)

Jakarta, NU Online
Mufti Lebanon Syeikh Amin Salim Al-Kurdi berkunjung ke Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, Kamis (12/5). Kehadiran ulama ahli hadits ini disambut langsung pengasuh utama pesantren KH Noer Muhammad Iskandar. 

Dalam kunjungannya, Syeikh Amin mengijazahkan sanad hadits At-Tirmidzi yang dirangkum dalam kitab As-Syamail al-Muhammadiyah.

Pengasuh Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, KH Ahmad Mahrus Iskandar bersama 190 santrinya hadir dalam pengijazahan tersebut. Mereka terlihat sangat antusias mengikuti kajian yang digelar di Gedung Pendopo Lantai 2 Ponpes Asshiddiqiyah Jakarta.

Sugeng Riyadi, salah satu santri asal Bogor, merasa bersyukur bisa bertatap langsung dengan ulama Libanon tersebut. Ia rela menempuh jarak yang cukup jauh demi untuk bertemu dengan Syekh Amin. “Saya bersyukur bisa belajar dan bertatap muka langsung dengan beliau. Ini adalah kesempatan yang sangat luar biasa,” ujar pria kelahiran Lampung tersebut.

Selama dua hari Syeikh Amin membacakan kitab Syamailul Muhammadiyyah yang dialih-bahasakan oleh dua penerjemah dari pesantren, Ust. Musa Wardi dan Ust. Abdurrahman Malik.  Kitab tersebut merupakan kumpulan hadits tentang kepribadian Nabi Muhammad Saw. 

Hadits-hadits tersebut mengajak umat Islam menyelami sosok, perilaku dan kebiasaan sehari-hari Rasulullah. Termasuk bagaimana Rasulullah berpakaian, bersisir, bersarung, bersorban, bercincin hingga menanggalkan kedua sandalnya. Tidak hanya itu, minuman dan makanan favorit hingga minyak wangi kesukaan Nabi juga turut dipaparkan.

Dalam kajian di Gedung Pendopo Lantai 2 Ponpes Asshiddiqiyah Jakarta itu, Syekh Amin menjelaskan bahwa Nabi SAW adalah idola sepanjang masa, teladan sepanjang hidup manusia, panutan terbaik, dan juga tokoh legendaris yang pernah ada di permukaan bumi.

“Keteladannya tidak hanya tampak dalam kancah dakwah, muamalah, ibadah, iqtishaadiyah (ekonomi), siyaasah (politik), namun di semua lembaran kehidupan termasuk tata bicara, tawa dan canda beliau,” tutur Syeikh Amin.

Dari kajian tersebut, para santri banyak mendapatkan hal baru yang jarang tersingkap dari kehidupan Rasulullah Saw. (Rumadie/Zunus)