Nasional

Suporter Sepakbola Tewas, Gus Yaqut: Fanatisme Buta Anak Kandung Kebiadaban

Sel, 25 September 2018 | 08:15 WIB

Suporter Sepakbola Tewas, Gus Yaqut: Fanatisme Buta Anak Kandung Kebiadaban

Ketum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas

Jakarta, NU Online
Tragedi persepakbolaan nasional kembali tercoreng atas ulah sebagian oknum suporter yang bersifat beringas dan biadab. Hal itu terjadi ketika Liga 1 Indonesia mempertemukan dua rival abadi Persib Bandung melawan Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Gedebage, Bandung, Ahad (23/9).

Oknum suporter Persib (bobotoh) mengeroyok salah seorang pendukung Persija (The Jakmania) bernama Haringga Sirila (23) hingga tewas sebelum kick-off laga klasik tersebut berlangsung. Pria asal Cengkareng yang lahir di Indramayu, Jawa Barat tersebut dikeroyok. 

Kebiadaban oknum suporter itu menuai banyak kecaman karena tragedi serupa terus berulang. Bahkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, baginya lebih baik tidak ada liga sepakbola jika harus ada nyawa yang dikorbankan.

Menyikapi ketidakperikemanusiaan oknum suporter tersebut, Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) menegaskan, perilaku oknum bobotoh itu karena faktor fanatisme buta yang pada akhirnya memunculkan kebiadaban.

“Fanatisme buta itu anak kandung kebiadaban. Ya Allah, selamatkan negeri ini,” ucap Gus Yaqut dikutip NU Online, Selasa (25/9) lewat akun facebooknya.

Dia berharap, Harringga mendapat ketenangan dan kedamaian di surga. Gus Yaqut juga mendorong agar tragedi yang menimpa Haringga bisa menjadi pelajaran sekaligus pengingat bagi semua, terutama suporter sepakbola.

Atas kejadian tersebut, instruksi Gubernur Jawa Barat untuk segera menangkap dan menghukum seberat-beranta para pelaku menuai hasil. Saat ini, sebanyak 10 oknum terduga pelaku pengeroyokan tersebut telah ditangkap Polrestabes Bandung.

Delapan orang pelaku tersebut telah ditetapkan menjadi tersangka dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara. Polrestabes Bandung tidak menutup kemungkinan pelaku akan terus bertambah. Bahkan, polisi menduga pelaku pengeroyokan Haringga lebih dari 30 orang.

Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dilansir kompas.com menyatakan, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) harus bertanggung jawab atas terjadinya pengeroyokan suporter berujung kematian ini.
 
"Karena ini bukan nyawa yang pertama, tapi ini nyawa yang ke tujuh kalinya. Ini harus diakhiri," tegas Imam.

Selain itu, dia betul-betul berharap kepada panitia penyelenggara untuk bertanggung jawab atas kejadian tersebut. "Jangan hanya minta maaf, harus bertanggung jawab. PSSI juga harus bertanggung jawab," tegas Imam lagi. (Fathoni)