Nasional

Suhu Politik Menghangat, PCNU Jaksel Imbau Para Ustadz Tahan Diri

NU Online  ·  Rabu, 10 Oktober 2018 | 08:15 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua PCNU Jakarta Selatan KH Abdurrazak Alwi mengajak para ustadz dan ustadzah yang bergiat di media sosial untuk bersikap wajar di tengah suhu dan eskalasi politik nasional yang semakin menghangat. Kiai Razak mengimbau mereka untuk tidak ikut larut dalam caci-maki dengan postingan dan share konten ujaran kebencian.

Demikian disampaikan Kiai Razak Alwi kepada NU Online di Jakarta Selatan, Rabu (10/10) pagi. Imbauan ini berangkat dari pengalamannya di pelbagai grup-grup media sosial di mana ia menyaksikan banyak ustadz dan ustadzah yang ikut menyebarkan konten-konten yang menyudutkan salah satu capres-cawapres 2018 yang sedang berkontestasi.

“Saya mengajak asatizdah penggiat grup WA agar tidak latah dan genit-lincah menari di atas HP menggoreskan kata dan kalimat panjang atau ikut memposting dan membagi konten ke teman sahabat kenalan yang berisi, cacian, ejekan, fitnah, dan hinaan,” kata Kiai Razak.

Menurutnya, belakangan ini dan beberapa bulan waktu ke depan suhu dan eskalasi politik di negeri ini akan terus meningkat. Konten-konten yang berisi hujatan dan ujaran kebencian bisa jadi menambah situasi politik semakin panas.

“Betapa genitnya jemari kita. Andaikan malaikat punya HP, kita pun akan kirim kepadanya yang berisi cacian, ejekan, fitnah, dan hinaan, lalu dengan bangga kita mengklaim bahwa calon presiden kita yang terhebat, terbaik, dan terbersih. Tetapi tanpa disadari, jemari kita justru menjadi amunisi dahsyat yang semakin menambah kisruhnya keadaan,” kata Kiai Razak Alwi.

Ia berharap para ustadz memosisikan kedua pasangan capres dan cawapres sebagai putra putra terbaik ibu pertiwi ini yang sedang berkompetisi untuk menjadi pemimpin di persada tercinta ini dan mengabdikan dirinya bagi sebesar besarnya kebaikan warga bangsa ini.

Ia menambahkan bahwa para ustadz dan ustadzah yang justru mengobarkan fitnah, caci maki, dan penghinaan terhadap kiai dan ulama adalah mereka yang menurunkan derajatnya di sisi Allah. Sementara umat menyaksikan kahlak tercela mereka.

“Jika memang ada ustadz dan ustadzah yang menghina kiai dan ulama sesungguhnya mereka itu sedang mempreteli satu per satu busana yang menutupi auratnya dan akhirnya telanjang bulat. Semoga Allah menjauhkan kita dengan sifat seperti itu,” kata Kiai Razak Alwi. (Alhafiz K)