Soal Hijrah yang Dimaknai Sempit oleh Sebagian Kalangan
NU Online · Sabtu, 9 Mei 2020 | 11:30 WIB
Fenomena hijrah kembali menjadi perbincangan yang hangat setelah Prof Noorhaidi Hasan memberi kritikan yang diunggah melalui kanal youtube sebuah kampus besar di Yogyakarta baru-baru ini.
Fariz meneruskan, dalam Bahasa Arab, 'hijrah' memiliki arti perpindahan fisik dari suatu tempat ke tempat yang lain. Kata 'hijrah' ini menjadi populer dalam khazanah Islam sebab Nabi Muhammad SAW pada zaman dahulu pindah dari kota Makkah ke Madinah sebagai bentuk strategi perjuangan. Pengertian 'hijrah' seperti ini pada kenyataanya tidak berubah di dunia Arab.
Hanya saja sebagaimana yang kita saksikan, di Indonesia-khususnya fenomena di kalangan Muslim perkotaan—makna hijrah berevolusi dan berubah makna dan diartikan sebagai perubahan sikap keagamaan, dari yang kasual menjadi ketat, kaku dan rigid.
Dalam ajaran Islam, peristiwa hijrah adalah peristiwa ikonik. Ruh ajaran agama adalah transformasi dari yang buruk ke arah yang lebih baik. Demi mengabadikan ikon tersebut, Islam membuat penanggalan dengan mendapuk hijrah sebagai basis titi mangsanya. Maka kalender yang dipakai bernama Hijriah.
Sementara itu video ceramah Prof Noorhaidi Hasan terkait hijrah, berisi ajakan untuk menjadikan bulan suci Ramadhan sebagai momentum untuk lebih baik. Prof Noorhaidi mengatakan Ramadhan adalah bulan di mana kesempatan untuk hijarah, berpindah dari tidak menyukai hal hal yang disukai oleh Allah menjadi melakukan lebih banyak hal-hal yang disukai.
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
3
Khutbah Jumat: Muharram, Bulan Hijrah Menuju Kepedulian Sosial
4
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
5
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
6
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
Terkini
Lihat Semua