Jombang, NU Online
Para peziarah tampak bergantian setiap harinya di makam mantan Presiden RI KH Abdur Rahman Wahid (Gus Dur). Mereka terdiri atas pelbagai kalangan di Indonesia pada khususnya. Setiap harinya tidak kurang dari 500 peziarah mengunjungi makam Gus Dur.
<>
Salah seorang petugas keamanan Lukman mengatakan, rata-rata 25-30 bis setiap harinya datang. Mereka berasal dari berbagai daerah bahkan dari luar Jawa. “Khusus Sabtu dan Ahad lebih dari jumlah hari biasa bahkan sampai memenuhi jalan raya,” tuturnya kepada NU Online saat ditemui depan pintu masuk pesantren Tebuireng, Rabu (4/3).
Antusias para peziarah itu, menurut Lukman, disebabkan oleh pemikiran dan perjuangan Gus Dur dalam memperjuangkan substansi konstitusi.
“Selama Gus Dur jadi presiden, ada istilah penyatuan umat dari beberapa agama di Indonesia dengan sikap dan ajaran kebinekaan almarhum. Dengan demikian mereka sangat bersyukur saling bisa mengenal dan menghargai satu sama lain, misalnya Tionghoa kemarin,” tambah pria asal Jombang itu.
Ketertarikan para pengunjung untuk bertawassul juga dipengaruhi oleh lingkungan pesantren yang kental dengan ajaran salafnya dan memiliki nilai perjuangan dari KH Hasyim Asy’ari.
“Mereka juga membacakan do’a terhadap pendiri pesantren di Tebuireng ini sekaligus NU, Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari. Nilai perjuangan dan lingkungan salaf peninggalan Mbah Hasyim juga mempengaruhi mereka untuk berkunjung ke sini,” ujar Lukman. (Syamsul/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Inilah Obat bagi Jiwa yang Hampa dan Kering
2
Khutbah Jumat: Bahaya Tamak dan Keutamaan Mensyukuri Nikmat
3
Khutbah Jumat: Belajar dari Pohon Kurma dan Kelapa untuk Jadi Muslim Kuat dan Bermanfaat
4
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
5
Kontroversi MAN 1 Tegal: Keluarkan Siswi Juara Renang dari Sekolah
6
Ekologi vs Ekstraksi: Beberapa Putusan Munas NU untuk Lindungi Alam
Terkini
Lihat Semua