Nasional

Selamat Datang Bulan Sya’ban 1439 H!

NU Online  ·  Selasa, 17 April 2018 | 00:15 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Falakiyah mengumumkan bahwa awal bulan Sya’ban 1439Hijriah jatuh pada Selasa (17/4), persisnya sejak Senin petang kemarin. Ikhbar ini didasarkan atas hasil pantauan tim rukyat lembaga ini.

Ketua Lembaga Falakiyah PBNU KH A Ghazalie Masroeri mengatakan, hilal terlihat setinggi sekitar 3 derajat pada pukul 17:27:19 WIB di Bukit Condrodipo, Gresik, Jawa Timur, dengan saksi KH Asyhar dan HM Inwanudin.

Bulan sabit tanda awal bulan Hijriah juga bisa disaksikan dengan ketinggian yang kurang lebih sama di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, pada pukul 15:54:00 dan 17:58:20 WIB dengan saksi KH M Yahya dan tim perukyat lainnya.

“Terima kasih atas isytirak (partisipasi) dan isham (kontribusi) Nahdliyin,” katanya.

Data hisab yang tertera dalam almanak resmi Lembaga Falakiyah PBNU memprediksi bahwa 1 Sya'ban 1439 H jatuh pada Selasa Pahing, 17 April 2018. Tinggi hilal adalah 4 derajat 52 menit 55 detik di atas ufuk dari markaz Jakarta. Dengan demikian, ada keselarasan antara hasil observasi langit dan penghitungan astronomis oleh Lembaga Falakiyah PBNU.

Sya’ban merupakan bulan kedelapan dalam urutan kalender qamariyah. Sya’ban berasal dari kata syi'ab yang artinya jalan di atas gunung. Bulan ini menjadi jalan umat Islam untuk kian mempersiapkan diri menghadapi bulan paling istimewa sesudahnya, yakni Ramadlan.

Dalam hadits riwayat  Imam Nasai, Rasulullah bersabda, “Bulan Sya'ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan. Bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa.”

Menyadari keutamaan bulan ini, sebagian ulama tak hanya menganjurkan puasa, tapi juga meningkatkan frekuensi doa, memperbanyak dua kalimat syhahadat, dan istighfar, khususnya pada malam pertengahan Sya'ban (nisfu Sya'ban).

Di samping diyakini sebagai momen penyerahan rekapitulasi keseluruhan amal kepada Allah, Sya'ban juga mengandung jejak sejarah penting dalam Islam. Di antaranya, pengalihan kiblat yagn semula Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram, serta turunnya ayat anjuran untuk bershalawat untuk Nabi Muhammad, yaitu Surat Al-Ahzab ayat 56.
Marhaban ya syahra Sya'bana. Selamat datang, wahai bulan Sya'ban! (Mahbib)