Sekjen GP Ansor: Adat Basandi Syarak Wajah Islam Nusantara di Minang
NU Online · Ahad, 7 Juni 2015 | 08:05 WIB
Padang, NU Online
Sekretaris Jenderal PP GP Ansor Muhammad Aqil Irham mengapresiasi filosofi Minangkabau yang berbunyi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Menurutnya, semboyan ini sangat sesuai dengan paham yang dikembangkan GP Ansor yang merupakan anak kandung NU. Filosofi ini menegaskan bagaimana adat (budaya) dengan agama tumbuh dan berkembang di tanah Minang.
<>
Demikian disampaikan Aqil pada pembukaan Konferensi Wilayah ke-XI GP Ansor Sumatera Barat di Balai Latihan Transmigrasi Padang, Sabtu (6/6). Konferwil dihadiri juga Wakil Ketua PWNU Sumbar Suardiwan, Ketua GP Ansor Sumatera Barat Rusli Intan Sati, pengurus GP Ansor Sumbar dan utusan dari cabang GP Ansor di Sumbar.
Pengembangan Islam dengan pendekatan kultur masyarakat sudah dicontohkan oleh para ulama nusantra yang penuh dengan semangat rahmatan lil 'alamin. Ternyata penyebaran Islam dengan pendekatan ini berhasil seperti di Jawa dikenal dengan Walisongo.
"Dengan filosofi ABS-SBK tersebut potensi Ansor untuk berkembang besar di Sumbar," kata Aqil.
Masa khidmat PP GP Ansor saat ini difokuskan pada visi besar Ansor yaitu revitalisasi nilai-nilai Aswaja dan sistem kaderisasi. Kedua visi Ansor ini harus bisa membumi di Nusantara.
"Melalui majelis zikir rijalul Ansor yang tumbuh di berbagai tingkatan kepengurusan Ansor, mampu membentengi umat dari serangan antitahlilan, yasinan, maulud dan lainnya," kata Aqil.
Aqil mengakui, saat ini hampir tidak ada hari bagi anak-anak Ansor tanpa kegiatan Islam Aswaja. Ansor membentengi warga NU di tengah munculnya kelompok yang mengatakan ajaran NU itu sesat.
Berbagai kegiatan yang dilakukan di kalangan warga NU, dituduh sesat. Untuk itu, Ansor melalui Rijalul Ansornya terbukti mampu membentenginya. "Untuk itu, Ansor di Sumbar harus terus berkibar," tutur Aqil.
Terkait dengan kaderisasi, saat ini Ansor terus menertibkannya. Konferwil ini juga merupakan kaderisasi melahirkan pemimpin. Pemimpin yang dilahirkan itu harus siap menghadapi masalah, tantangan dan mampu menyelesaikan masalah.
Pemimpin itu harus menjadi solusi, bukan membuat masalah. Pemimpin itu ada yang lahir melalui sekolah, tapi memang banyak pemimpin yang disiapkan melalui pengkaderan, artinya pemimpin itu memang dikader.
"Melahirkan seorang pemimpin itu memang tidak mudah. Butuh proses kaderisasi dan kemampuan," tambah Aqil. (Armaidi Tanjung/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua