Nasional

Savana Bromo Hangus Terbakar, LPBINU Sebut Akibat Kelalaian yang Merusak

Sen, 11 September 2023 | 17:45 WIB

Savana Bromo Hangus Terbakar, LPBINU Sebut Akibat Kelalaian yang Merusak

Savana Lembah Watangan atau Bukit Teletubbies Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur setelah kebakaran akibat api flare pengunjung yang sedang prewedding. (Foto: Screenshot TikTok @acala_bromo)

Jakarta, NU Online 
Kebakaran lahan yang terjadi di Bukit Teletubbies wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Probolinggo, Jawa Timur pada Rabu (06/09/2023) lalu menyita perhatian publik. Kebakaran hebat di Blok Savana Lembah Watangan itu disebabkan oleh api flare yang dinyalakan pengunjung untuk properti foto prewedding.

 

Hingga saat ini, Pemprov Jawa Timur masih bergelut dengan kasus kebakaran hutan dan lahan yang belum padam sepenuhnya. Upaya pemadaman juga dibantu dengan satu unit helikopter water bombing milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kebakaran yang meluas tersebut berdampak pada penutupan jalur menuju kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sejak Ahad (10/9/2023) malam hingga waktu yang belum ditentukan. Penutupan diberlakukan untuk seluruh pintu masuk kawasan TNBTS mulai dari Probolinggo, Lumajang, Malang, hingga Pasuruan.

 

Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Ali Yusuf menyoroti kasus tersebut. Menurutnya, kebakaran hebat akibat kelalaian manusia itu berdampak buruk tak hanya kepada lingkungan, tetapi juga manusia.

 

“Itu bentuk kelalaian yang berdampak buruk bagi manusia dan lingkungan,” kata Ali kepada NU Online, Senin (11/9/2023).

 

Selain kelalaian, ia menilai insiden itu juga mencerminkan ketidakpahaman pihak event organizer (EO) tentang resiko dari penggunaan properti flare atau suar yang mengandung api, sehingga mudah membakar rumput kering atau material di sekitarnya.

 

“Akibat flare atau suar yg mengandung api kemudian meletup dan membakar rumput kering dan akhirnya membakar bukit dan lembah savana yang hingga saat ini belum dapat dipadamkan,” ujar dia.

 

“Apalagi ini di saat musim kemarau, tentu dengan cepat material yang terbakar akan merembet dan membesar,” sambung dia.

 

Kebakaran bukit savana tersebut, sambungnya, berdampak buruk tidak hanya bagi lingkungan tetapi, juga manusia karena asap dari kebakaran tersebut dapat mengganggu kesehatan yang menghirup atau terpapar asapnya. Di banyak tempat dapat menyebabkan sesak napas atau ISPA.

 

Sementara itu, dampak buruk bagi lingkungan tidak hanya karena hangusnya pepohonan dan tanaman, tetapi juga terancamnya kehidupan hewan atau satwa atau yang ada di bukit tersebut dan sekitarnya.

 

“Oleh karena itu, pengetahuan dan pemahaman tentang risiko dari apa yang kita lakukan termasuk dari material yang kita gunakan menjadi penting agar tidak menimbulkan dampak buruk, tidak mengganggu dan tidak merugikan orang atau masyarakat, bahkan dapat menimbulkan bencana atau krisis karena tidak mudah dikendalikan atau ditangani,” papar dia.