Nasional

Satgas Covid-19 PBNU: Pesantren, Institusi Paling Tahan Guncangan Pandemi

Ahad, 31 Oktober 2021 | 05:30 WIB

Satgas Covid-19 PBNU: Pesantren, Institusi Paling Tahan Guncangan Pandemi

Ketua Satgas NU Peduli Covid-19 PBNU, dr M Makky Zamzami. (Foto: Dok. NU Online)

Jakarta, NU Online 
Ketua Satuan Tugas (Satgas) NU Peduli Covid-19 Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dr Muhammad Makky Zamzami, mengatakan bahwa pesantren merupakan barometer keberhasilan institusi pendidikan yang sukses melewati pandemi. Pesantren paling tahan menghadapi guncangan pandemi.


Selama pandemi Covid-19 berlangsung, kata dr Makky, pesantren kian terbuka dengan dunia kesehatan. Untuk menunjang progres pesantren di bidang kesehatan, perlu langkah-langkah strategis pada momentum tersebut.


“Salah satunya dengan memperluas program pendirian pusat kesehatan mandiri di pesantren-pesantren. Ini berangkat dari adanya sinergi pesantren dan klinik pesantren yang juga terintergerasi dengan kurikulum,” kata dia dalam Webinar Hari Santri Satgas NU Peduli Covid-19 belum lama ini.


“Ketika itu sudah menjadi satu kesatuan dan di pihak pesantren ada tenaga khusus untuk tenaga kesehatan, ditambah masyarakat mulai konsen pada isu-isu kesehatan, saya rasa itu akan sangat luar biasa,” sambung dr Makky.


Kendati demikian, ia cukup menyayangkan terkait Perpres Dana Abadi Pesantren yang tidak memuat tentang prioritas bidang kesehatan di dalamnya. Selain pendidikan, kesehatan juga tonggak yang menguatkan pesantren itu sendiri. Ditambah lagi dengan perkembangan pesat pesantren di bidang kesehatan.


“Padahal, banyak sekali pembelajaran yang mungkin bisa kita ambil dari penanganan Covid berbasis pesantren tersebut. Saya berharap mungkin pemerintah bisa melakukan penyederhanaan dan memasukan unsur-unsur kesehatan ke dalam proses dana abadi tersebut,” harap dr Makky.


Antara lain, lanjut dia, pemerintah bisa membangunkan klinik-klinik di pesantren yang kemudian menjadikan pesantren tersebut siap untuk memasukkan kurikulum muatan lokal terkait dengan isu-isu kesehatan. Karena, baginya, pesantren adalah miniatur kesehatan masyarakat di Indonesia.


“Saya rasa program ke depan, yang namanya masalah stunning, TBC, dan sebagainya itu Insya Allah akan selesai dan diawali dari pesantren,” tandas dr Makky.


Ia menambahkan, setelah Presiden Jokowi meneken bahwa pandemi Covid-19 adalah isi bencana kesehatan masyarakat, penanggulangan Covid-19 berbasis masyarakat dinilai sangat ampuh. Pada pelaksanaanya, hal tersebut sangat dirasakan di dalam pesantren.


Dengan menggandeng berbagai lembaga, lanjut dia, salah satunya Rabithah Ma’hid Islamiyah (RMI), gerakan penanganan Covid-19 berbasis gotong-royong sangat membantu proses percepatan vaksinasi.


“Di pesantren, dengan sekali satu hari bisa tiga ribu vaksin, ada yang satu minggu 7500 vaksin. Itu luar biasa sekali dalam membantu percepatan vaksinasi,” pungkas dr Makky.


Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Musthofa Asrori