Jakarta, NU Online
Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) KH Said Aqil Siroj mengatakan, jika ormas-ormas Islam mampu menyuarakan Islam yang benar-benar berlandaskan akhlak dan budaya seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, maka kalangan mana pun akan bersimpati terhadap Islam.
Sebaliknya, jika Islam dipertontonkan sebagai pihak yang mengumbar kebencian kepada pihak-pihak lain, maka akan mengundang kebencian juga. Hal semacam itu tidak diajarkan Nabi Muhammad SAW.
Ketua Umum PBNU tersebut mengaku pernah mengunjungi berbagai negara yang warga Muslimnya minoritas. Ketika ia berpidato, tidak menjelek-jelekan pihak lain, agama lain. Dengan cara seperti itu, mereka malah bersimpati kepada Islam.
“Insyaallah saya sudah dua kali RRC atas undangan masayarakat Islam di sana, semua welcome. Mereka mengharapkan NU bisa mewarnai generasi muda Islam yang ada di China, terutama di Xinciang yang ada indikasi radikal,” katanya pada persemian kantor baru LPOI di Jalan Kramat VI, Jakarta Pusat, Senin (15/8).
Ketika berkunjung ke Jepang, kiai yang pernah nyantri di Kempek, Lirboyo, dan Krapyak itu menyampaikan tentang ajaran-ajaran Islam yang ramah. Hal itu mengundang simpati pendengar di negeri sakura.
“Alhamdulillah 16 orang masuk Islam. Di Hong Kong, saya ceramah di hadapan TKW, tapi majikannyya ada yang mendengarkan, dua orang masuk Islam. Saya tdak mengajak ‘ayo masuk Islam’,” katanya.
Lebih lanjut, menurut pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqofah Ciganjur, Jakarta Selatan itu, makna kata insan dalam bahasa Arab itu salah satu maknanya adalah harmoni. Sementara Islam artinya damai. Karenanya orang Islam tidak betul untuk melakukan kekerasan.
“Islam itu damai, salam, selamat; insan harmoni. Itu menjadi menarik orang untuk masuk Islam. Oleh karena itu, prinsip moderat dan toleran kita perkuat disamping lembaga persahabatan ormas Islam, yang rata-rata lahir sebelum NKRI. Semuanya punya andil ketika memperrjuangkan merebut kemerdekaan,” katanya. (Abdullah Alawi)