Nasional

Sambut Abad Kedua NU, Majelis Alumni IPNU Sampaikan Rekomendasi

Rab, 10 Juli 2019 | 01:30 WIB

Sambut Abad Kedua NU, Majelis Alumni IPNU Sampaikan Rekomendasi

Silatnas VIII Majelis Alumni IPNU, Sumedang, Jabar.

Jakarta, NU Online
Radikalisme dan ekstremisme masih menjadi perbincangan hangat. Pasalnya peristiwa dan tindakan kekerasan ekstrem masih banyak terjadi di berbagai tempat.

Hasil survei juga menunjukkan angka radikalisme masih tinggi, tak terkecuali di kalangan pelajar yang sudah lebih dari 20 persen.

Hal itu juga menjadi perhatian seluruh anggota dan alumni Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Radikalisme menjadi perbincangan salah satu hal yang diperbincangkan dalam Silaturahmi Nasional (Silatnas) VIII Majelis Alumni IPNU di Sumedang, Jawa Barat, Ahad-Senin, 7-8 Juli 2019.

Ketua Presidium Pusat Majelis Alumni IPNU H Hilmi Muhammadiyah mengungkapkan bahwa IPNU siap mengoptimalkan peran NU menjelang seratus tahun dan meminimalisir dampak radikalisme.

"Seluruh anggota dan Alumni IPNU siap mempromosikan moderasi Islam yang ramah, toleran, mengedepankan dialog dengan seluruh elemen bangsa dan mempromosikan Islam yang damai bagi seisi alam dengan landasan Trilogi Ukhuwah: ukhuwah Islamiyah (persauaraan sesama umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan dalam ikatan kebangsaan), ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama umat manusia)," katanya.

A'wan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut sangat signifikan mengingat persiapan NU menghadapi abad kedua dengan berbagai tantangannya yang sudah di depan mata.

Sektor ekonomi juga menjadi salah satu perhatian. Filantropi yang kini tengah gencar digerakkan oleh berbagai kalangan juga menjadi fenomena yang harus direspons positif guna memaksimalkan pemberdayaan umat.

"Mendorong Alumni IPNU untuk mengefektifkan Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) dalam upaya mengefektifkan pemberdayaan ekonomi umat," katanya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas melihat pentingnya digitalisasi di berbagai sektor NU mengingat hari ini sudah tidak ada lagi sekat jarak. Ia mencontohkan berbagai platform digital yang memudahkan masyarakat untuk mengakses berbagai hal, dari kebutuhan rumah tangga hingga pendidikan.

Masyarakat Banyuwangi melalui platform tersebut bisa mendapatkan akses guru yang kualitasnya sama dengan para pengajar di kota-kota besar. Hal itu cukup dilakukan dengan modal wifi yang sudah disediakan pemerintah.

Karenanya, Anas menegaskan pentingnya pembelajaran materi Ahlussunah wal Jamaah masuk ke ruang-ruang digital demikian mengingat kenaikan penggunanya yang sudah cukup signifikan.

Oleh karena itu, Ketua Umum IPNU 2000-2002 itu mengungkapkan bahwa penting juga kaderisasi sudah disinergikan dengan digitalisasi sehingga bisa terintegrasi dengan baik.

Pertemuan itu dihadiri oleh puluhan alumni IPNU dari berbagai daerah, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi. Diantara alumni IPNU itu adalah Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini, Wakil Ketua MUI KH Zainut Tauhid Saadi, Wakil Bupati Blora Jateng Arif Rohman dan Deputi Kepemudaan Kemenpora Asrorun Niam Sholeh. (Syakir NF/Kendi Setiawan)