Nasional

Salah Tulis Nama Tokoh, Kemenag Anulir Soal Resolusi Jihad

Sab, 23 Maret 2019 | 07:30 WIB

Jakarta, NU Online
Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional - Berbasis Komputer (UAMBN-BK) tingkat MTs yang dilaksanakan pada 20-22 Maret 2019, diwarnai dengan kesalahan penulisan nama tokoh pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

Dalam soal ujian tersebut Nama tokoh yang seharusnya adalah KH. Hasyim Asy’ari tertulis KH Ahmad Dahlan. Penanggung jawab penulisan soal UAMBN-BK tingkat MTs Ahmad Hidayatullah memastikan jika satu soal tersebut dibatalkan alias tidak dinilai. 

Redaksi soal yang memuat kesalahan adalah sebagai berikut:

Semangat perjuangan membela Islam dan bangsa Indonesia tertancap dalam sanubari KH. Ahmad Dahlan. Pejuang Ulama besar ini berhasil menorehkan “tinta emas” dengan menyerukan Resolusi Jihad dan berhasil mendirikan organisasi keagamaan yang banyak bergerak di bidang pendidikan dan dakwah Islam. Organisasi yang memiliki massa besar di Indonesia ini dikenal dengan sebutan...
A. Muhammadiyah
B. Jama’ah Tabligh
C. Nahdhatul Ulama
D. Laskar Jihad


Sesuai jabaran kisi-kisi soal, nama yang semestinya tercantum dalam soal tersebut adalah KH Hasyim Asy'ari sehingga redaksi seharusnya sebagai berikut:

Semangat perjuangan membela Islam dan bangsa Indonesia tertancap dalam sanubari KH. Hasyim Asy’ari. Pejuang Ulama besar ini berhasil menorehkan “tinta emas” dengan menyerukan Resolusi Jihad dan berhasil mendirikan organisasi keagamaan yang banyak bergerak di bidang pendidikan dan dakwah Islam. Organisasi yang memiliki massa besar di Indonesia ini dikenal dengan sebutan...
A. Muhammadiyah
B. Jama’ah Tabligh
C. Nahdhatul Ulama
D. Laskar Jihad


Atas kesalahan ini, pihaknya menganulir soal sehingga tidak akan masuk dalam perhitungan nilai ujian.

"Butir soal tersebut juga telah diperbaiki sebagaimana mestinya serta tetap akan mencantumkan perjuangan KH. Hasyim Asy’ari dalam Bank Soal Madrasah (BSM) sebagai salah satu Pejuang Ulama Besar di Indonesia yang perlu dikenang oleh siswa pada khususnya dan Bangsa Indonesia pada umumnya," katanya di Jakarta, Sabtu (24/03).

Pihaknya pun menyampaikan permohonan maaf atas kesalahan penulisan tokoh pada pernyataan soal tersebut kepada seluruh masyarakat Indonesia dan menyesal atas kejadian ini.

Padahal menurut Ahmad, proses penulisan soal UAMBN-BK sudah melalui proses penyuntingan yang cukup panjang. Proses itu diawali dengan pendampingan penyusunan soal mulai 15-18  Agustus 2018. Soal yang telah disusun itu kemudian dilakukan tiga kali penyuntingan pada September dan Oktober 2018, dan terakhir pada Februari 2019.

Kejadian ini menurutnya menjadi pelajaran penting bagi setiap penanggung jawab soal. (Red: Muhammad Faizin)